Senjata Tradisional Pulau Andalas Dipamerkan di Palembang

Palembang, Sumsel - Sebanyak 95 jenis senjata tradisional yang berasal dari pulau Andalas (Sumatera) dipamerkan di Museum Balaputra Dewa Palembang, 21-26 Oktober 2015. Pameran ini merupakan yang pertama digelar sebagai bentuk untuk melestarikan budaya dan memperkenalkan senjata tradisional kepada masyarakat.

Senjata-senjata tradisional itu merupakan koleksi dari berbagai Museum di pulau Sumatera, diantaranya Museum Negeri Aceh, Museum Negeri Sumatera Barat, Museum Negeri Riau, Museum Negeri Bengkulu, Museum Negeri Lampung, Museum Negeri Bangka Belitung dan Museum Balaputra Dewa sebagai tuan rumah.

Menurut Ketua Umum Asosiasi Museum Indonesia, Putu Supadma Rudana, mengatakan pameran senjata tradisonal dapat memberikan aspirasi kepada semua pihak akan kekayaan warisan budaya kita, bukan hanya senjatanya tetapi jauh dari nilai-nilai historisnya dan ini menunjukkan bangsa kita bangsa yang besar telah mampu menunjukkan berbagai budaya yang ada.

“Kami dari asosiasi membawahi hampir 400 museum yang berada di daerah, dengan adanya pameran seperti ini kami yakin akan mendorong kemajuan dari museum-museum yang telah ada di Indonesia, sehingga memancing minat untuk dikunjungi,” ujar Putu, Rabu (21/10) kepada Gatra.

Dikatakan Putu kedepan pihaknya ingin mendorong pemerintah melalui komisi X DPR RI agar bisa membangun museum khusus untuk senjata tradisional, bukan hanya senjatanya yang dipamerkan tetapi sisi pembuatannya serta nilai-nilai magis yang terkandung di dalamnya.

“Kita baru saja memperingati hari museum pada 2 Oktober lalu, dan kegiatan seperti ini harus selalu kita dorong agar pemerintah dapat memberikan biaya yang lebih besar, karena selama ini yang terjadi kesulitan merawat benda-benda pusaka termasuk senjata tradisional ini,” tuturnya.

Kepala Museum Balaputra Dewa Sumatera Selatan, Toton Dai Permana menambahkan Pameran senjata tradisional se Sumatera ini, mengambil tema Senjata Tradisional Sebagai Konstruksi dan Reproduksi Budaya.

Menurutnya konstruksi dan reproduksi budaya tersebut adalah teknologi pembuatan senjata dan fungsi senjata yang terus mengalami perubahan seiring dengan perkembangan peradaban, senjata yang dibuat berubah bentuk dan fungsinya

“Dahulu senjata dalam peradaban manusia sebagai alat untuk mempertahankan diri, berburu. Tetapi sekarang ada perubahan budaya senjata sudah dijadikan simbol dan hobi,” katanya.

Toton berharap dari pameran senjata tradisional ini dapat menjadi pembelajaran untuk masyarakat dan pelajar sehingga meningkatkan orang berkunjung ke museum. Dan ini juga dihadiri beberapa museum yang berasal dari pulau Sumatera, seperti Jawa, Kalimantan dan Sulawesi.

-

Arsip Blog

Recent Posts