Museum Sultan Badrul Alamsyah

Tanjungpinang - Museum Sultan Badrul Alamsyah, masuk dalam daftar pencanangan tahun kunjungan museum se-Indonesia. Museum tersebut bakal masuk dalam daftar promosi baik di website maupun brosur Departemen Pariwisata.

“Dalam pencanangan tahun kunjungan wisata, museum kita masuk dalam daftar promosi Departemen Pariwisata 2010,” ujar Abdul Kadir Ibrahim, Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tanjungpinang, Sabtu (2/1).

Untuk itu sejumlah agenda sudah dipersiapkan untuk menyambut tahun kunjungan museum tersebut. Rencanya pada 2010 ini akan digelar sejumlah pameran temporer di Museum Sultan Badrul Alamsyah.

Pameran yang akan digelar tiga sampai empat kali pada 2010 tersebut akan menggandeng sejumlah pihak. Diantaranya perbankan dan juga swasta. Sejumlah aset museum juga akan ditambah.

Disamping itu untuk menyemarakkan wisata, sejumlah kegiatan seperti pentas seni, gawai seni dan dragonboat race juga tetap akan dilaksanakan. Pada 2010 mendatang, juga akan mulai dibangun sejumlah tempat wisata baru.

Objek wisata Tepilaut bakal mulai dibangun pada 2010 ini. Begitu juga dengan fasilitas pendukung wisata di Bukit Kursi. Bapeko juga akan mulai mengembangkan wisata di Kelam Pagi dan juga di Bukti Manuk.

“Pada 6 Januari nanti, Walikota juga akan meresmikan wisata Hulu Riau di Sei Carang,” ujar Abdul Kadir. Untuk tahap awal, di Sei Carang tersebut wisatawan dapat menikmati wisata bakau.

Pintu Masuk Tanjungpinang masuk dalam daftar 15 pintu masuk Indonesia, termasuk Jakarta, Bali dan juga Makasar. Sayangnya Pelabuhan Sri Bintan Pura, sebagai wajah pintu masuk Tanjungpinang kondisinya masih belum memadai.

“Banyak daerah yang ingin ditetapkan sebagai pintu masuk Indonesia dan karena berbagai pertimbangan Tanjungpinang termasuk 15 diantaranya. Tapi fasilitas pelabuhan masih memadai,” ujar Abdul Kadir.

Ia minta agar Pelindo sebagai pengelola pelabuhan dapat memperbaiki fasilitas yang kurang memadai, seperti dan pagar. Berdasarkan pantauan Tribun, yang paling parah adalah parkiran.

Pelabuhan domestik dan Internasional tersebut setiap hari dipadati penumpang. Tak jarang kendaraan parkir sepanjang hari. Namun lahan parkir sempit dan tak terurus. Padahal kendaraan yang parkir dikenai pajak.

Jika sudah siang, mobil yang parkir harus berputar-putar untuk mencari lahan kosong. Karena lahan tak memadai akhirnya kendaraan parkir seenaknya. Akibatnya sejumlah kendaraan terjepit dan sulit keluar.

Sumber: http://tribunbatam.co.id
Tribun pernah mengalami hal tersebut. Untuk keluar dari parkiran terpaksa harus mendorong tiga mobil yang menghalangi jalan. Lahan parkir tersebut juga penuh lubang. Jika hujan genangan air ada dimana-mana.(opi)
-

Arsip Blog

Recent Posts