Padang - Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) berencana "menyulap" gedung milik Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA), menjadi museum gempa 30 September 2009. "Bangunan milik PSDA Sumbar di Jalan Khatib Sulaiman itu tidak akan dibangun kembali, karena direncanakan untuk dijadikan museum gempa," kata Gubernur Sumbar, Marlis Rahman saat menjelaskan hasil kunjungan kerjanya ke Jepang kepada wartawan di Padang, Rabu (24/2).
Bangunan PSDA Sumbar di pusat kota itu, roboh dari lantai I hingga lantai II akibat gempa berkekuatan 7,9 skala Richter (SR) pada 30 September 2009. Namun sebagian besar di bagian atapnya, yang bentuk arsitekturnya rumah adat Minang itu masih utuh. Meskipun konstruksinya rata dengan tanah. "Kita secara lisan sudah menyampaikan kepada Menteri Pekerjaan Umum, bahkan sudah ditindaklanjuti dengan surat agar diperkenankan untuk dijadikan museum gempa 30 September 2009," katanya.
Sebab bangunan tersebut masih milik Departemen PU, dan belum diserahkan menjadi aset Pemprov Sumbar. Diharapkan Menteri PU merespon rencana tersebut, terkait dengan rencana itu, kata gubernur. Wali Kota Padang sangat berharap, dan bersedia untuk menyiapkan anggaran pembangunan museum di gedung PSDA tersebut. Sedangkan mengenai isi museum nanti, menurutnya bisa mulai dipersiapkan. Karena akan dirancang di dalamnya, terdapat foto-foto dan video tentang gempa itu.
Gubernur Sumbar bersama rombongan yang baru pulang dari kunjungan kerja ke Jepang menceritakan museum gempa 1995 yang dibangun di Kota Kobe, kini menjadi objek wisata. Bahkan, di museum gempa itu terdapat jam ukuran besar yang mati tepat pukul 17:57, atau saat gempa terjadi pada 15 Januari 1995, serta terdapat foto-foto dan video tentang gempa dahsat itu. "Adanya museum gempa di Padang, yang termasuk daerah terparah akibat gempa 30 September 2009, diharapkan bisa menjadi sasaran kunjungan wisatawan," katanya. (Ant)
Sumber: http://nusantara.tvone.co.id
Bangunan PSDA Sumbar di pusat kota itu, roboh dari lantai I hingga lantai II akibat gempa berkekuatan 7,9 skala Richter (SR) pada 30 September 2009. Namun sebagian besar di bagian atapnya, yang bentuk arsitekturnya rumah adat Minang itu masih utuh. Meskipun konstruksinya rata dengan tanah. "Kita secara lisan sudah menyampaikan kepada Menteri Pekerjaan Umum, bahkan sudah ditindaklanjuti dengan surat agar diperkenankan untuk dijadikan museum gempa 30 September 2009," katanya.
Sebab bangunan tersebut masih milik Departemen PU, dan belum diserahkan menjadi aset Pemprov Sumbar. Diharapkan Menteri PU merespon rencana tersebut, terkait dengan rencana itu, kata gubernur. Wali Kota Padang sangat berharap, dan bersedia untuk menyiapkan anggaran pembangunan museum di gedung PSDA tersebut. Sedangkan mengenai isi museum nanti, menurutnya bisa mulai dipersiapkan. Karena akan dirancang di dalamnya, terdapat foto-foto dan video tentang gempa itu.
Gubernur Sumbar bersama rombongan yang baru pulang dari kunjungan kerja ke Jepang menceritakan museum gempa 1995 yang dibangun di Kota Kobe, kini menjadi objek wisata. Bahkan, di museum gempa itu terdapat jam ukuran besar yang mati tepat pukul 17:57, atau saat gempa terjadi pada 15 Januari 1995, serta terdapat foto-foto dan video tentang gempa dahsat itu. "Adanya museum gempa di Padang, yang termasuk daerah terparah akibat gempa 30 September 2009, diharapkan bisa menjadi sasaran kunjungan wisatawan," katanya. (Ant)
Sumber: http://nusantara.tvone.co.id