Polres Jakarta Selatan kembali membongkar kasus prostitusi. Kemarin, seorang mucikari berinisial RA, diamankan di salah satu hotel bintang lima di kawasan Jakarta Selatan.
Kasus ini menjadi menarik karena polisi turut mengamankan seorang artis dalam operasi pembongkaran prostitusi itu. Artis wanita itu berinisial AA.
Terbongkarnya kasus ini seolah membuka mata akan geliat prostitusi di Tanah Air. Ternyata mereka yang menjadi wanita penghibur tak semata-mata karena harus memenuhi kebutuhan hidup.
"Kasus macam ini sebenarnya mirip sama prostitusi online," kata peneliti masalah sosial, Chazizah Gusnita, kepada merdeka.com, Senin (11/5).
Biasanya, mereka yang menjadikan praktik prostitusi sebagai mata pencarian adalah yang benar-benar mengalami kesulitan secara ekonomi. Tapi bila itu terjadi di kalangan artis, dia menduga hanya bagian dari gaya hidup.
Seperti artis AA yang tertangkap kemarin, disebut-sebut memiliki tarif Rp 80 juta sekali bercinta. Itu belum termasuk biaya tetek bengek lainnya.
Bila dibandingkan dengan tarif PSK kelas teri, sebenarnya apa yang membedakan hingga kalang artis bisa menawarkan bayaran cukup tinggi?
D, seorang pria penikmat dunia malam, menceritakan pengalamannya berkencan dengan seorang wanita penghibur. Kata dia, semakin tinggi tarif seorang PSK maka sensasi yang dia dapat semakin tinggi.
"Jadi yang membedakan semua kelas PSK itu ya sensasi bercintanya," kata dia kepada merdeka.com.
Biasanya, lanjut A, pria yang memakai jasa PSK kelas teri hanya untuk memenuhi kebutuhan saja alias sebatas melampiaskan nafsu. Biasanya tempat bercintanya pun hanya bilik seadanya.
"Kalau kernet atau kuli bangunan ya biasanya mungkin pakai yang seperti ini sekadar melampiaskan seksnya saja," katanya.
Sedangkan PSK kelas menengah biasanya para penikmatnya hanya sekadar ingin tahu. Dalam eksekusinya, mereka juga tak pernah mempersiapkan sesuatu secara khusus.
"Misalnya mereka ke spa atau pijat. Ternyata ada layanan plus-plus lalu muncul dipikiran ya sekalian lah. Jadi dari segi waktu fleksibel," jelasnya.
Nah untuk PSK bertarif tinggi seperti yang dilakoni artis, biasanya pria hidung belang itu benar-benar murni ingin mendapatkan sensasi yang berbeda. Karena biasanya mereka yang menawarkan tarif tinggi punya kelebihan secara fisik misalnya wajah cantik dan bentuk tubuh yang proporsional.
"Tentu PSK yang seperti ini hanya bisa didapat orang berduit tebal. Mereka mungkin ingin menikmati seks dengan wanita cantik ya seperti yang di televisi-televisi," katanya.
Dari tiga kelasan PSK yang dikelompokkan, semuanya menawarkan service sesuai tarifnya. Tarif itu untuk sekali kencan.
"Kalau gaya bercinta mungkin sama saja, hanya saja kalau yang tarif murah ya servicenya yang sekadarnya saja. Kalau yang mahal wah servicenya macam-macam," katanya A lagi.
"Kan enggak mungkin PSK kelas teri dibayar murah tapi minta pelayanan macam-macam bisa marah dia," ungkap dia.
Uniknya lagi, kata dia, karena sebatas faktor ekonomi tadi PSK kelas teri biasanya cenderung galak pada pelanggan. Beda dengan yang bertarif mahal mereka menawarkan service yang benar-benar memuaskan pelanggannya.
"Kalau yang murah mah biasa mau cepat-cepat. Kalau yang mahal bisa diatur," pungkasnya.
Sumber: http://www.merdeka.com