Kotamobagu, Sulut - Mulai Senin (13/7/2015) malam, atau tersisa empat malam sebelum takbir berkumandang tanda hari raya idul fitri esok harinya, ada yang lain dengan suasana Kota Kotamobagu.
Jalanan tak hanya diterangi dengan lampu jalan. Secara serentak di Depan Rumah masyarakat seluruh desa dan kelurahan tampak berbaris cahaya lampu botol.
Tak hanya di depan pekarangan dan pinggir jalan. Tampak juga di garis tengah jalan diletakkan berjejer kaleng berisi minyak tanah lengkap dengan sumbunya.
Semua lapangan yang ada di seluruh desa dan kelurahan pun tak luput dari cahaya lampu botol, bahkan beberapa diantaranya membentuk huruf seperti 1436 H.
Pasang lampu, atau dalam bahasa Mongondow Monuntul, memang sudah menjadi tradisi masyarakat Bolaang Mongondow Raya termasuk Kota Kotamobagu setiap tahunnya.
"Kalau tuntul itu artinya lampu. Sedangkan Monuntul itu artinya somo pasang lampu, pertanda tinggal empat malam lagi sebelum malam takbiran," ujar Sunardi Korompot, seorang tokoh adat Kelurahan Mongkonai Barat.
Lanjut dikatakannya, pemasangan lampu botol tersebut bermaksud untuk menerangi jalan masyarakat, kaum muslim yang hendak bepergian pada malam hari seperti ke Masjid untuk sembahyang tarawih, atau sembahyang subuh.
"Dulu itu waktu masih sangat terkebelakang, belum ada listrik. Monuntul dilakukan agar supaya masyarakat yang mau ke masjid, jalannya menjadi terang. Itu sudah tradisi sejak dulu," ungkap Sunardi.
Masyarakatpun begitu antusias menyambut monuntul, bahkan ada yang memanfaatkannya sebagai latar belakang saat berfoto. "Pemandangannya bagus. Apa lagi kalau dilihat dari jarak jauh. Susunan lampu botol yang berbaris tampak lebih indah," ujar Rahma Gobel (perempuan) warga Kelurahan Gogagoman.
Beberapa masyarakat berharap tradisi ini tetap dilestarikan. "Ini harus dilestarikan. Karena di Sulut itu hanya Kotamobagu yang punya tradisi seperti itu," ujar Imutia, warga Kelurahan Kotamobagu.
Lanjutnya, seiring dengan tetap mempertahankan tradisi monuntul dikatakannya ada baiknya jika ada inovasi-inovasi pada lampu tersebut. "Kan minyak tanah itu sudah sulit dicari, harus ada inovasi lampu botol tanpa minyak tanah," ujarnya.
Sumber: http://manado.tribunnews.com