Festival Getek Susuri Bengawan Solo

Solo, Jateng - Sebanyak 29 perahu getek kembali menyusuri sungai terpanjang di Pulau Jawa, Bengawan Solo. Perahu dihias beraneka budaya Kota Solo, termasuk hasil bumi yang dibuat seperti gunungan, meski debit air sungai susut akibat musim panas berkepanjangan.

Ribuan warga, yang tidak hanya berasal dari Kota Solo, menyaksikan jalannya Festival Perahu Getek ketiga ini. Warga melambaikan tangan ke arah Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo yang memimpin lajunya ke-29 perahu getek sejak garis keberangkatan dari Ngepung, Sangkrah, Pasar Kliwon, hingga berakhir di bawah Jembatan Jurug, Solo, Jawa Tengah.

Aneka kesenian tradisional, mulai dari Reog Ponorogo, barongsai, tari-tarian khas Jawa, serta permainan musik gamelan Jawa dimainkan di atas perahu getek yang berukuran kecil tersebut. Kemeriahan Festival Perahu Getek yang memang digelar untuk menjaring wisatawan ke Sungai Bengawan Solo ini bertambah saat perahu getek yang membawa patung ogoh-ogoh serta perahu getek yang di pucuknya terdapat patung kepala Rojomolo melintas.

Gelak tawa warga yang menyaksikan laju rombongan perahu getek semakin bertambah saat beberapa perahu terguling karena banyaknya beban yang terbuat dari potongan bambu yang dirakit sedemikian rupa sehingga dapat digunakan untuk menyeberangi sungai dengan cara didayung menggunakan batang kayu atau bambu.

Selama menelusuri Sungai Bengawan Solo, ke-29 perahu getek ini berhenti di kegiatan pasar rakyat. Salah satunya di Festival Sewu Apem di Kampung Sewu, Pasar Kliwon, Solo, Jawa Tengah.

Ketua Panitia Festival Getek, Bambang Suhendro, menjelaskan bahwa acara yang diikuti 29 getek ini sengaja digelar selain untuk menjaring wisatawan, juga untuk napak tilas sejarah Sungai Bengawan Solo. Apalagi, saat ini kondisi Sungai Bengawan Solo makin terpuruk akibat pencemaran lingkungan yang semakin parah.

Seluruh perserta festival diharuskan mengenakan pakaian tradisional serta hasil-hasil bumi. Tujuannya agar masyarakat luas kembali mengenang Sungai Bengawan Solo, yang juga merupakan jalur perdagangan kala itu.

"Dari 29 getek berbahan bambu, lima di antaranya berupa getek tradisional mengangkut aneka jenis hasil bumi yang dibagi-bagikan kepada pengunjung di garis finish. Sedangkan getek lain berupa hasil kreasi dengan mengkolaborasikan elemen getek dengan karya seni, terutama menyangkut aksesori," terang Bambang di Solo, Jawa Tengah, baru-baru ini.

Menurut Bambang, diharapkan Festival Perahu Getek akan digelar setiap tahunnya dan bisa menjaring wisatawan domestik maupun asing untuk melihat dan menelusuri Sungai Bengawan Solo.

-

Arsip Blog

Recent Posts