Karnaval Budaya Majelis Faletehan

Sukoharjo, Jateng - Majelis Faletehan Sukoharjo menggelar karnaval budaya. Peluh mengucur di kening Bagas Prihantoro, 16, Selasa (5/11/2013) siang itu. Kemeja lengan panjang bermotif lurik yang ia kenakan sesekali ia gunakan untuk mengusap cucuran keringat tersebut.

Rasa lelah juga menjalar di sekujur tubuhnya, terutama kaki. Pasalnya, pemuda yang tinggal di Desa Karang Tengah, Kecamatan Weru itu menjadi bagian dari karnaval budaya yang digelar Majelis Faletehan. Bersama peserta karnaval lainnya, siswa SMAN 1 Weru itu menempuh rute perjalanan dari Desa Grogol, Weru menuju Aula Santri Faletehan, Dukuh Karangwuni, Desa Karangwuni, Kecamatan Weru dengan berjalan kaki.

“Agak capai, tapi lumayan senang. Saya baru pertama kali ikut pawai ini,” ujar siswa kelas X tersebut kepada Solopos.com, Selasa.

Tak kalah antusiasnya dengan peserta pawai, salah seorang penonton pawai, Dania Oktaviana, 15, mengaku membuntuti rombongan pawai yang berjumlah sekitar 1.000 orang dengan menggunakan sepeda motor. Bahkan, saking senangnya, remaja putri yang tinggal di Kauman, Weru tersebut juga ikut ke sekitar lokasi Majelis Faletehan.

“Saya sudah dua kali melihat. Tahun ini ada yang berbeda, ada reog Ponorogonya. Saya paling tertarik dengan pertunjukan itu. Ini kali pertama saya lihat reog Ponorogo secara langsung,” kata dia.

Selain menonton karnaval, Dania menyatakan sudah membulatkan tekad untuk menonton pertunjukan wayang kulit yang akan digelar pada Selasa malam. Pergelaran wayang pada malam terakhir dari rangkaian acara menyemarakkan peringatan 1 Muharam 1435 Hijriyah tersebut menghadirkan Ki Dalang Joko Riyanto dari Institut Seni Indonesia (ISI) Solo.

Kelompok-kelompok seni dari sekitar Kecamatan Weru dan beberapa wilayah lain turut serta menyemarakkan acara yang dihelat untuk kali kedua tersebut. Selain itu, beberapa siswa sekolah dari SMPN 1 Weru, SMPN 2 Weru, SMPN 3 Weru dan SMAN 1 Weru ambil bagian dalam acara karnaval. Mereka menampilkan drum band, peragaan busana, pasukan pengibar bendera (paskibra) dan pakaian daerah.

“Tahun ini, acara lebih ramai dibanding tahun lalu. Acara kami selenggarakan selama empat hari. Ada tiga pertunjukan wayang. Puncaknya adalah karnaval budaya pada hari ini,” jelas pelaksana humas acara, Aris Pitoyo saat ditemui Espos, Selasa.

-

Arsip Blog

Recent Posts