Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam - Brunei Darussalam menggelar pesta pernikahan besar-besaran putra keenam Sultan Hassanal Bolkiah, Pangeran Abdul Malik, selama 11 hari berturut-turut.
Sang Pangeran mempersunting seorang wanita yang juga masih keturunan bangsawan, Dayangku Raabiatul Adawiyyah binti Pengiran Haji Bolkiah. Pesta pernikahan kerajaan (royal wedding) ini dimulai sejak Minggu (5/4) lalu hingga Rabu (15/4) mendatang dengan menggabungkan budaya Brunei dan adat Islam.
Masyarakat Brunei juga diminta untuk mengibarkan bendera nasional selama acara berlangsung. Dilaporkan Brunei Times, acara adat dimulai dengan upacara pertunangan yang disebut Majlis Istiadat Menghantar Tanda Diraja dan Pertunangan Diraja yang berlangsung di hari ketiga, tepatnya Selasa (7/4).
Sang mempelai perempuan menerima hadiah dari sang calon suami di Istana Nurul Iman. Upacara dimulai dengan hadirnya anak-anak kecil yang berpakaian layaknya pengantin. Mereka membawa hadiah berupa pakaian lengkap, aksesori seperti gelang, anting, kalung, sepasang sepatu dan kapal perak yang digunakan untuk menyimpan empat buah sirih pinang dalam kotak perak bernama Kaskol Langguai.
Hadiah lainnya yaitu surat mahar berisi perjanjian mempelai pria untuk menikahi pengantin perempuan dan daftar semua hadiah. Daftar hadiah yang dijadikan mahar atau mas kawin berupa uang senilai USD1.000 (sekitar Rp12,9 juta). Hadiahhadiah tersebut diantar oleh 16 anak dengan membawa lilin kerajaan yang disebut 16 dian.
Turut dalam rombongan ada 40 pemuda yang berjalan berpasangan dengan membawa barang-barang koleksi kerajaan seperti tombak dan pedang yang dihiasi pita emas dan perak. Setibanya di Istana Nurul Iman, rombongan mempelai pria disambut 17 ledakan meriam.
Acara berlanjut dengan Berjaga-Jaga atau Malam Berjaga yang menandai dimulainya Istiadat Berjaga- Jaga atau musim perayaan kerajaan untuk pernikahan kedua mempelai. Dalam acara ini sebagian besar diisi doa dan pembacaan ayat-ayat Alquran.
Pangeran Abdul Malik saat ini bekerja di instansi pemerintah bagian administrasi. Pria berusia 32 tahun ini sebelumnya mengenyam pendidikan di Universitas Brunei Darussalam (UBD). Sang Pangeran juga aktif dalam berbagai kegiatan keagamaan dan sosial, termasuk mengatur berbagai organisasi di negara kaya minyak ini.
Ketika baru berusia 30, dia sudah ditunjuk menjadi Ketua Jemaah Tadbir Yayasan Sultan Haji Hassanal Bolkiah. Seperti saudara-saudaranya dan keluarga kerajaan lainnya, Pangeran Abdul Malik juga belajar tradisi dan adat istiadat sesuai dengan ajaran Islam.
Sementara, sang mempelai perempuan merupakan anak kedua dari Pengiran Haji Bolkiah bin Pengiran Haji Jaluddin. Berbeda dengan sang mempelai pria, Raabiatul Adawiyyah lebih tertarik di bidang teknologi informasi dan komunikasi. Dia juga aktif mengikuti berbagai kompetisi, salah satunya membaca Alquran. Dia juga dikenal sangat peduli pada perkembangan muslimah di dunia.
Pernikahan kerajaan yang dipastikan megah dan meriah ini tidak hanya membawa kebahagiaan bagi kedua mempelai beserta keluarga kerajaan, tapi juga masyarakat. Mereka berbondong-bondong berkumpul di Royal Wharf untuk merayakan pernikahan kerajaan melalui pertunjukan agama dan budaya. Tidak hanya di istana, pernikahan sang pangeran juga dirayakan hingga ke desa-desa.
Masyarakat menggelar berbagai perlombaan, seperti lomba nasyid, membaca puisi dan pidato. ”Kami bergabung tidak untuk memenangkan kompetisi, tapi untuk merayakan pernikahan kerajaan,” ungkap Hamdani Omar, warga Desa Lambak.
Sumber: http://www.koran-sindo.com