Siak, Riau - Warisan peninggalan kesultanan Siak jadi daya tarik bagi belasan guru kanan (kepala sekolah) dari pusat bahasa Melayu dari Kementerian Pendidikan Singapura untuk berkunjung dan melihat langsung warisan kesultanan itu.
Selama ini, mereka hanya mendapatkan dari referensi buku, video, foto dan lainnya. Kali ini, mereka dapat langsung menyaksikan dengan mata telanjang akan warisan itu.
Tak hanya warisan, mereka juga ingin belajar tentang seni, budaya dan bahasa Melayu.
“Kami telah disuguhkan berbagai seni dan budaya Melayu, sungguh menarik,” ujar Pengarah Pusat Bahasa Melayu Singapura, Encik Mohamed Noh Daipi kepada Wakil Bupati Siak Drs H Alfedri MSi saat melakukan lawatan, Sabtu (21/3) di kediaman bupati.Hadir dalam kesempatan itu, Kadispora Hendrisan SSos MSi, Kadisdikbud Drs H Kadri Yafis MPd, dan Kabag Humas Zulfikri SSos MM.
Kedatangan ia bersama rombongan untuk belajar akan seni dan budaya Melayu yang masih orisinil, karena diketahui hanya Kabupaten Siak warisan masih terjaga sampai sekarang. Saat mengunjungi istana, balai kerapatan adat, masjid dan makam sultan, Daipi tak menyangka, bahwa warisan ratusan tahun ini kini terjaga dan dilestarikan. “Kami salut pemerintah setempat sangat peduli dan menjaga warisan amat berharga ini,” katanya dengan logat Melayu.
Para guru kanan ini, nantinya mereka akan membuat kertas kerja dan menyampaikan pada guru dan anak-anak murid di sekolahnya. Mata pelajaran bahasa Melayu ini diajarkan di seluruh sekolah, selain bahasa Inggris dan Mandarin. Bahasa Melayu ini juga jadi satu keharusan di tiap sekolah. “Lawatan kami ke sini ini menambah khasanah keilmuan bagi guru dan saya,” ujarnya.
Wakil Bupati Siak Drs H Alfedri MSi mengakui, peninggalan kesultanan terus dijaga dan dilestarikan, selain itu juga jadi obyek wisatawa bagi pecinta sejarah, budaya dan juga peneliti.
Sumber: http://www.riaupos.co