Tondano, Sulut -Festival yang diawali dengan prosesi adat di Batu Pinawetengan, Desa Pinabetengan, Tompaso ini, diikuti tonaas-tonaas Minahasa. Usai upacara adat yang dipimpin Tonaas suku Bantik, dilakukan pagelaran seni budaya di halaman Wale Anti Narkoba, ISB Sulut, Tompaso.
“Kegiatan ini memiliki tujuan untuk melestarikan budaya Minahsa. Baik dari seni tari, musik, kerajinan, bahasa bahkan budaya,” ungkap Pemrakarsa Festival Seni dan Budaya Minahasa sekaligus Ketua Yayasan ISB Sulut Benny Mamoto. “Kita melangsungkan kegiatan ini sejak tahun 2007. Antusiasme masyarakat sangat tinggi karena ini merupakan pagelaran kesenian yang mengangkat budaya Minahasa,” ungkap mantan Kepala BNN ini.
Ia berharap, budaya Minahasa ini agar terus terpelihara. “Kita berusaha menjaga dan memelihara budaya Minahasa ini. Dalam waktu dekat, kita akan meluncurkan kamus bahasa daerah dan media pembelajaran bahasa daerah online,” bebernya.
Ia berterima kasih kepada Tonaas Bantik yang sudah memimpin jalannya upacara adat hingga berlangsung baik. “Tahun ini kita memberi kesempatan untuk saudara kita dari subetnis Bantik dalam pelaksanaan upacara adat. Mereka melakukan dengan baik dari bahasa hingga adat. Doa pun dilakukan dengan cara mereka,” pungkas Mamoto.
Diketahui, suku Minahasa terbagi menjadi sembilan subetnis. Meliputi Tonsea, Tombulu, Tontemboan, Tondano, Tonsawang, Ratahan-Pasan, Ponosakan, Babontehu dan Bantik.
Selain upacara adat di Batu Pinawetengan, dalam festival budaya ini, dipertunjukkan pula berbagai kesenian Minahasa. Termasuk kabasaran, masamper, kolintang, musik bambu, dan lainnya.
Hadir Danrem 131/Santiago Brigjen TNI Bhinarko, Kapolda Sulut Brigjen Pol Wilmar Marpaung, Dandim 1302/Minahasa Letkol CZI Mohammad Andhy Kusuma, dan sejumlah pejabat pemerintah Minahasa Raya, serta tokoh budaya Sulut.
Sumber: http://manadopostonline.com