Jakarta - Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Budpar) mengharapkan para produser film lebih banyak mengangkat kearifan budaya lokal yang pada saat ini dinilai belum banyak menghiasi layar lebar Indonesia.
"Pemerintah melalui Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata mengharapkan kepada para produser untuk lebih banyak mengangkat kearifan budaya lokal," kata Kasubid Produksi, Direktorat Jenderal Nilai Budaya, Seni, dan Film, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Subantoro kepada ANTARA, di Depok, Jumat.
Hal tersebut dikemukakan usai menghadiri seminar tentang "Geliat Industri Perfilman Sebagai Industri Kreatif" yang diadakan oleh panitia "Islamic Movie Days", Forum Studi Islam, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia.
Sobantoro menjelaskan, pada saat ini kementriannya sangat bergembira dengan perkembangan film Indonesia yang terus mengalami peningkatan signifikan, khususnya dalam segi produktifitas.
"Dalam lima tahun terakhir, produktifitas film Indonesia terus mengalami peningkatan yang menggembirakan," katanya.
Ia menambahkan, pada tahun 2009, jumlah produksi film Indonesia mencapai 78 film dan di tahun 2010 ditargetkan mencapai 90 film.
Namun demikian, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata menilai dari total film yang diproduksi dalam lima tahun terakhir hanya beberapa diantaranya yang mengangkat soal kearifan budaya lokal.
Padahal, film Indonesia yang mengangkat soal kearifan budaya lokal dinilai sangat penting untuk mendorong rasa cinta masyarakat Indonesia terhadap nilai-nilai luhur yang dimiliki bangsa.
Selain itu, film yang mengangkat kearifan budaya lokal juga dinilai akan mampu bersaing dengan film lainnya yang mengangkat tema horor, percintaan, maupun gaya hidup.
Karena itu, lanjutnya, pemerintah berharap para produser film mau lebih banyak mengangkat soal kearifan budaya lokal, agar mendorong masyarakat lebih mencintai dan menjaga nilai-nilai luhur yang dimiliki bangsa ini.
"Melalui film yang lebih banyak mengangkat soal kearifan budaya lokal kita juga bisa memperkenalkan keberagaman budaya Indonesia kepada bangsa lain dengan penuh kebanggaan," katanya. (JY)
Sumber: http://oase.kompas.com
"Pemerintah melalui Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata mengharapkan kepada para produser untuk lebih banyak mengangkat kearifan budaya lokal," kata Kasubid Produksi, Direktorat Jenderal Nilai Budaya, Seni, dan Film, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Subantoro kepada ANTARA, di Depok, Jumat.
Hal tersebut dikemukakan usai menghadiri seminar tentang "Geliat Industri Perfilman Sebagai Industri Kreatif" yang diadakan oleh panitia "Islamic Movie Days", Forum Studi Islam, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia.
Sobantoro menjelaskan, pada saat ini kementriannya sangat bergembira dengan perkembangan film Indonesia yang terus mengalami peningkatan signifikan, khususnya dalam segi produktifitas.
"Dalam lima tahun terakhir, produktifitas film Indonesia terus mengalami peningkatan yang menggembirakan," katanya.
Ia menambahkan, pada tahun 2009, jumlah produksi film Indonesia mencapai 78 film dan di tahun 2010 ditargetkan mencapai 90 film.
Namun demikian, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata menilai dari total film yang diproduksi dalam lima tahun terakhir hanya beberapa diantaranya yang mengangkat soal kearifan budaya lokal.
Padahal, film Indonesia yang mengangkat soal kearifan budaya lokal dinilai sangat penting untuk mendorong rasa cinta masyarakat Indonesia terhadap nilai-nilai luhur yang dimiliki bangsa.
Selain itu, film yang mengangkat kearifan budaya lokal juga dinilai akan mampu bersaing dengan film lainnya yang mengangkat tema horor, percintaan, maupun gaya hidup.
Karena itu, lanjutnya, pemerintah berharap para produser film mau lebih banyak mengangkat soal kearifan budaya lokal, agar mendorong masyarakat lebih mencintai dan menjaga nilai-nilai luhur yang dimiliki bangsa ini.
"Melalui film yang lebih banyak mengangkat soal kearifan budaya lokal kita juga bisa memperkenalkan keberagaman budaya Indonesia kepada bangsa lain dengan penuh kebanggaan," katanya. (JY)
Sumber: http://oase.kompas.com