Sintang, Kalbar - Festival Seni Budaya Melayu (FSBM) diartikan sebagai momen memperteguh eksistensi masyarakat Melayu melalui seni dan budaya, sekaligus sarana harmonisasi masyarakat Melayu dengan masyarakat non-Melayu baik lokal, nasional dan mancanegara. Dengan demikian, diharapkan dapat membantu pemerintah daerah dalam menjaga ketahanan dan keamanan yang berimbas kepada kualitas pengelolaan sumber daya manusia di Provinsi Kalbar. Hal itu terungkap pada saat pembukaan Festival Seni Budaya Melayu (FSBM) Kalbar ke-VII yang dilaksanakan di Stadion Baning Kabupaten Sintang, Senin (19/12). Sejumlah tokoh di Kalbar terlihat pada acara pembukaan FSBM. Diantaranya Bupati Sambas Juliarti, Bupati Kapuas Hulu AM Nasir, mantan Bupati Sambas Buhanudin Abdullah, dan mantan Bupati Kapuas Hulu Abang Tambul Husin. Hadir juga para raja yang berada di Kalbar seperti Sultan Sanggau, Sintang dan Sekadau.
Dalam acara kali ini juga ditampilkan hiburan berupa silat dan tarian dari berbagai macam etnis di Kalimantan Barat. “Kita dapat lihat persatuan dan kesatuan dapat dirasakan dalam acara FSBM di Kabupaten Sintang ini. Sebab, selain menonjolkan seni dan budaya Melayu, kebudayaan etnis lain juga turut ditampilkan. Ini merupakan bukti keharmonisan antara Melayu dengan suku lainnya, serta bukti dari keharmonisan suku di Kabupaten Sintang,” kata Ketua Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) Provinsi Kalbar Chairil Effendy.
Menurut Chairil, meskipun dengan persiapan yang begitu singkat, namun Kabupaten Sintang mampu melaksanakan acara yang berlangsung setiap tahunnya tersebut dengan meriah. “Ini sebagai bentuk kepedulian Bupati Sintang, agar kegiatan ini dapat terselenggara,” ujarnya. FSBM, lanjut Chairil, selain didalamnya ditampilkan seni dan kebudayaan juga bertujuan agar Melayu tidak hilang digerus modernitas. Upaya tersebut dilakukan dengan memperkenalkan kepada generasi muda Melayu, terhadap seni dan budaya leluhur Melayu. “Tradisi leluhur adalah sejarah orang Melayu hingga kini. Sehingga dengan kegiatan ini diharapkan menanamkan kecintaan kepada budaya Melayu itu sendiri,” ucap Chairil.
Sementara itu Bupati Sintang Milton Crosby mengatakan, perhelatan FSBM VII dengan pergelaran seni dan budaya Melayu dari berbagai daerah di Kalbar ini diharapkan lebih mempererat persaudaraan antarsesama etnis di Kalbar, khususnya masyarakat Melayu itu sendiri. “Upaya pemersatu merupakan inti dari FSBM ini. Namun selain antarmasyarakat Melayu, dalam even ini persaudaraan antaretnis lainnya dapat ditingkatkan. Sebab, Kalbar sendiri merupakan provinsi yang terdapat multi etnis didalamnya. Jadi, ini merupakan salah satu perwujudkan Kebhinekaan Tunggal Ika,” kata Milton.
Selain itu, Milton mengungkapkan, penyelenggaraan FSBM merupakan kehormatan tersendiri bagi Kabupaten Sintang. Sebab, Melayu sendiri merupakan salah satu suku terbesar di Indonesia. Bahkan bangsa Indonesia juga memberikan apresiasi tersendiri terhadap Melayu, di mana bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional disadur dari bahasa Melayu. Di samping FSBM merupakan sebagai unsur penting kekuatan budaya nasional, sarana aktivitas orang Melayu untuk akrab dengan kebudayaan sendiri sehingga tidak tercabut akar budayanya. “Kabupaten Sintang bangga dengan diadakannya kegiatan ini. Sehingga ini sebagai bukti bahwa Sintang merupakan kabupaten segala etnis, namun dalam kehidupan sehari-hari, dipenuhi dengan kedamaian dan kasih sayang,” pungkas Milton.
Sumber: http://www.pontianakpost.com