Labuhan Merapi Kembali Digelar

Sleman, Yogyakarta - Upacara adat labuhan Gunung Merapi akan kembali di gelar di rumah juru kunci gunung Merapi Ki Surakso Hargo atau Mbah Marijan di Dusun Kinahrejo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). "Labuhan Gunung Merapi yang merupakan upacara adat fenomenal diadakan setiap tanggal 30 Rajab (penanggalan Jawa) setiap tahunnya, kembali digelar Kamis dan Jumat (23-24 Juli) di rumah juru kunci gunung Merapi Ki Surakso Hargo atau Mbah Marijan Kinahrejo, Cangkringan, Sleman," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman, Dwi Supriyatno, Rabu (22/7).

Menurut dia, upacara adat labuhan Gunung Merapi merupakan rangkaian yang dilaksanakan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. "Kegiatan ini dalam rangka peringatan jumenengan Ndalem (naik tahta) Sri Sultan Hamengkubuwono X yang diselenggarakan setiap tanggal 30 bulan Rejeb penanggalan Jawa," katanya.

Ia mengatakan, menurut legenda pelaksanaan labuhan Merapi berkaitan erat dengan latar belakang cerita rakyat setempat yaitu Kyai Sapu Jagad, Empu Rama, Empu Ramadi, Krincing Wesi, Branjang Kawat, Sapu Angin, Mbah Lembang Sari, Mbah Nyai Gadhung Wikarti dan Kyai Megantoro yang kesemuanya sebagai penguasa di Gunung Merapi. "Prosesi labuhan Gunung Merapi diawali pada hari Kamis mulai pukul 13.00 WIB dengan pementasan karawitan dilanjutkan dengan kirab prosesi penyerahan ubarampe (perlengkapan) labuhan yang diiringi bregada dan kelompok kesenian," katanya.

Pembukaan secara resmi dilangsungkan pada pukul 15.00 WIB meliputi laporan panitia, sambutan Wakil Bupati Sleman dilanjutkan dengan fragmen labuhan merapi dan defile kesenian. "Pada pada malam harinya dilangsungkan kenduri wilujengan, tirakatan dan pentas wayang kulit. Sedangkan pada Jum’at mulai pukul 06.00 - 11.00 WIB dilangsungkan acara labuhan Gunung Merapi berupa arakan ubarampe dari rumah Mbah Marijan menuju Bangsal Sri Manganti di Kendit Merapi (batas vegetasi).

Ia menambahkan, labuhan Gunung Merapi merupakan event tahunan yang cukup besar dan melegenda sehingga diperkirakan akan mendatangkan ribuan wisatawan nusantara maupun mancanegara. "Upacara adat ini selalu menarik minat wisatawan yang akan melihat secara langsung ritual upacara adat yang masih kental kesakralannya di kalangan masyarakat setempat," katanya. (Ant/OL-01)

-

Arsip Blog

Recent Posts