Setiap Menggauli Anak Tiri Selalu Membayar Rp 200.000

JIKA ada bapak tiri celamitan tapi tertib, mungkin hanyalah Markam, 45, dari Palangkaraya, Kalteng. Setiap habis menggauli anak tirinya, Anggi, 18, selalu bayar tunai Rp 200.000,- Benar-benar diperlakukan seperti WTS saja.Tapi ketika Anggi tahu-tahu hamil, skandal ayah dan anak tiri itu pun terbongkar.

Bagi janda yang punya anak gadis, harus lebih selektif ketika mau menikah lagi. Harus diuji dulu karakter dan mental calon bapaknya anak-anak itu. Sebab sering kali terjadi, bapak tiri tega “makan” anak bawaan istri itu. Jadi sebelum menikah, seyogyanya diadakan psykotest terlebih dulu, seberapa kadar keimanan calon suaminya itu. Hanya itu yang bisa dilakukan, sebab tak mungkin calon suami mengikuti fit and proper test atau uji kelayakan di DPR.

Ny. Fatimah, 40, yang tak tahan terlalu lama menjanda, agaknya mengesampingkan karakter mental calon suaminya itu. Baginya, calon suami cukup ganteng, santun, pinter ngomong dan seiman! Soal mata keranjang dan celamitan, itu urusan nantilah. Maklum, jadi janda terlalu lama bisa kegatelan, padahal tak bisa disembuhkan dengan kalpanax.

Lelaki yang memenuhi kriterianya itu adalah duda bernama Markam. Maka kenal beberapa bulan langsung saja naik ring. Apa lagi anak-anaknya juga sudah menerima kehadiran calon ayah tirinya itu. Ny Fatimah berharap, Markam tak hanya sayang pada dirinya, tapi juga anak-anaknya. Maka begitu resmi menikah, wajah dan penampilan Fatimah kembali segerrrr bergairah, seperti bunga dalam pot baru saja disiram.

Harapan Fatimah rupanya terwujud, artinya: suami baru sayang pada anak-anaknya. Tapi sebetulnya itu yang nampak secara kasat mata. Sebetulnya, beberapa bulan setelah menikah Markam mulai jenuh pada istrinya. Justru dia diam-diam tertarik pada Anggi anak tirinya yang mulai mekar, menawarkan sejuta aroma.

Di kala rumah sepi, yang ada tinggal Markam dan anak tirinya tersebut, bapak tiri itu mulai merayu-rayu Anggi untuk mau diajak hubungan intim bak suami istri. Awalnya gadis ABG itu menolak, tapi karena terus dilobi tanpa henti, akhirnya pasrah saja. Jadi persis seperti anggota DPR di Senayan. Awalnya tidak dukung angket KPK, tapi karena dilobi terus, akhirnya ikut teken juga.

Markam menggarap anak tirinya kali pertama, saat Anggi duduk di bangku kelas I SMA. Seusai kencan langsung diberinya uang Rp 200.000,- dengan pesan: jangan bilang sama emakmu. Kencan kedua dan ketiga juga selalu diberi Rp 200.000,- sekali main. Hal itu berlanjut sampai Anggi kelas III SMA. Anehnya, meski ada kenaikan harga BBM dan laju inflasi, tarip tak pernah ada penyesuaian, selalu ajeg Rp 200.000,- saja. Tapi Anggi juga tak pernah persoalkan, termasuk tanpa THR ketika hari raya.

Pendek kata kehidupan Markam – Anggi seperti film Indonesia tahun 1976 yang berjudul: Ranjang siang ranjang malam. Ranjang malam buat Fatimah ibu Anggi, ranjang siang buat Anggi itu sendiri. Kebetulan, Anggi memang secantik Tanti Yosepha pemeran film itu, sementara Markam juga seperti Robby Sugara.

Skandal Markam-Anggi nyaris sempurna. Baru terungkap ketika beberapa hari lalu Anggi diketahui hamil. Saat didesak ibunya, mengakulah gadis itu: bla bla bla. Markam pun dilaporkan ke Polres Palangka Raya. Dalam pemeriksaan, warga Jalan Obos itu mengaku terus terang, saat itu dalam kondisi khilaf.

Khilaf kok nambah terus! (JPNN/Gunarso TS)

-

Arsip Blog

Recent Posts