Akulturasi Dua Budaya dalam Keindahan Busana Songket

Jakarta - Desainer ternama Adrian Gan tampil sebagai penutup puncak fesyen festival di acara Jakarta Fashion & Food Festival (JFFF) ke-13. Adrian yang berkolaborasi dengan Palantaloom mengangkat keindahan songket hasil karya para pengrajin di Bukit Tinggi, Sumatera Barat.

Para pengrajin tersebut merupakan binaan suami-istri berkebangsaan Swiss, Bernhard dan Erika Dubler Bart. Bertajuk Eloquence of the Eighties, Adrian menuangkan karya di pameran busana tunggalnya dengan mengangkat budaya Nusantara dalam nuansa Jepang.

Songket yang digunakan dipadupadankan dengan budaya Jepang yang sederhana dan struktural. Sedikitnya ada 27 busana indah yang dibagi menjadi dua sequence, yakni 16 busana cocktail dan 11 busana malam.

Sang perancang pun mengaku bahwa dirinya terinspirasi dari perpaduan stitching, obi, origami dan kimono neckline, sehinggga dari seluruh karyanya terlihat menampilkan koleksi busana yang harmonis dan edgy.

"Pada puncak acara fesyen festival di acara Jakarta Fashion & Food Festival, saya mengangkat budaya Nusantara dari songket dan nuansa Jepang. Terdapat 27 busana dengan dua bagian, yaitu 16 busana cocktail dan 11 busana malam,” katanya di Jakarta, Kamis malam, 12 Mei 2016.

Dia menambahkan bahwa tidak mudah mengolah kain songket menjadi koleksi busana yang apik. Sebab, ada beberapa pakaian yang tidak bisa potong karena mesin dan bahan terlalu kecil.

Tidak hilang akal, Adrian pun memadukan beberapa bahan, seperti taffeta, velvet dan organza. Dia juga menambahkan ornamen antik bernuansa perak dan kain tua sebagai penutup ranjang pengantin maupun bagian dari koleksi busananya.

-

Arsip Blog

Recent Posts