Penutupan Wonderful Indonesia yang "Wonderful" di Laos

Vientiane, Laos - Wonderful Indonesia di Laos resmi ditutup setelah tiga hari penyelenggaraan, Minggu (29/5/2016). Namun, penutupan tersebut mematahkan ekspektasi awal bahwa seremoni hanya akan dihadiri peserta pameran dan seluruh keluarga besar KBRI Laos di Vientiane.

Keramaian apa pun yang ada di kota ini ibarat pindah ke gedung yang digunakan untuk acara penutupan tersebut, yakni di National Cultural Hall, Vientiane.

Gedung besar dengan desain mewah khas Laos itu penuh, baik di lantai atas maupun bawah, padahal ini merupakan acara "cultural night" yang akan diisi pertunjukan Indonesia, sesuatu yang boleh jadi asing bagi warga setempat.

Mariah Sulaiman dan Souphanith Vongsengthong sebagai pembawa acara punya peran sebagai penengah secara kebahasaan.

"Ini lebih besar dari acara yang sama saat pertunjukan Korea. Saat itu, ada K-pop ya, jadi mereka datang," ujar Duta Besar Indonesia untuk Laos, Irmawan Wisnandar, bersama istri, selepas mendapat ucapan berturut-turut dari perwakilan negara mana pun yang hadir pada acara tersebut.

Terlepas dari anggapan bahwa kali itu K-pop tersaingi budaya tradisional Indonesia, warga Laos yang datang pada malam itu memang mendapatkan yang terbaik dari Indonesia secara visual.

Rampak kendang hadir selepas sambutan dari Duta Besar Indonesia dilanjutkan dengan perwakilan Kementerian Informasi, Budaya, dan Turisme Laos.

Adrenalin warga Laos naik satu level lagi ketika pertunjukan bela diri merpati putih berlangsung dengan diikuti permainan aksi tutup mata mencari balon dan huruf di titik misterius di antara kursi-kursi penonton yang ketika.

Jeritan dan tepuk tangan dari warga Laos terdengar riuh kala pelaku bela diri berhasil menemukan benda-benda itu, yang ketika disusun bertuliskan "Indonesia Love Laos".

Keberadaan anak-anak muda Laos di gedung itu bisa menjadi tolok ukur. Jika mereka main handphone, berarti pandangan mereka sedang teralihkan dari panggung.

Namun, kali ini, mata mereka lepas dari layar gadget-nya, dan itu berlangsung sekian lama, terutama ketika tari saman dipertunjukkan.

"Woa woa woa...," kira-kira suara itulah yang terdengar dari seorang remaja yang menggenggam sebuah iPhone ketika para penari Saman kian menggelepar.

Ia pun tertawa bercampur meringis karena segmen demi segmen dari tari Saman seperti tidak kunjung habis.

Yang tak kalah istimewa pula adalah ketika Duta Besar Indonesia ikut menyanyi "Hai merdunya... Hai merdunya...," setelah pedangdut Oza yang didatangkan dari Jakarta mengontrol mata-mata para pengunjung dengan lenggokannya yang tak jarang sambil menyisir setiap gang di kursi pengunjung lantas menarik satu di antara mereka untuk goyang berdua.

Penonton pun kemudian juga menjadi penampil kala angklung yang sebelumnya dibagikan satu-satu itu digerakkan sesuai kode dari panggung. Mereka tampil bersama untuk lagu "Doung Champa", "Bengawan Solo", dan "I Have a Dream".

"Banyak yang bantu untuk informasikan ke warga sini, ya dari kementerian, dan masyarakat sini juga sebulan sekali ikut belajar gratis bahasa Indonesia di Kedubes," ujar Duta Besar Irawan coba menjelaskan alasan begitu penuhnya gedung ini pada malam tersebut, ketika penampil maupun penontonnya saling terbakar apresiasi pada malam penutupan Wonderful Indonesia yang wonderful ini.

-

Arsip Blog

Recent Posts