Jakarta - PT Semen Gresik bekerjasama dengan Lembaga Kebudayaan Betawi, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemprov DKI Jakarta, Pemprov DKI Jakarta, Pemkot Kakarta Pusat dan tokoh seni dan budaya lokal akan menyelenggarakan kibar budaya dengan tema "Cinte Betawi" pada 21 Februari 2010.
Semen Gresik, dalam siaran persnya, Selasa, menyatakan kibar budaya Betawi ini ini melengkapi kegiatan yang pernah diselenggarakan di lima kota di Jawa.
Kibar budaya yang akan diselenggarakan di Monumen Nasional (Monas) Jakarta ini akan diisi penampilan seni dan budaya Betawi yang dikemas dengan kegiatan jalan sehat, parade seni budaya Betawi, pagelaran kolosal seni Budaya Betawi, pengenalan sejarah dan tokoh-tokoh Betawi, sajian kuliner khas Betawi, permainan keluarga dan pemecahan rekor Muri.
Untuk acara jalan sehat yang diikuti sekitar 10.000 puluhan atraksi kesenian Betawi juga ikut mengiringi sekaligus pemecahan rekor Muri penggunaan iket kepala (stangan) sebagai salah satu budaya busana Betawi yang harus dilestarikan.
Semen Gresik sengaja menyodorkan tema pemakaian Iket Kepala Betawi motif batik Betawi (Jengger Ayam) terbanyak, dengan pertimbangan bahwa budaya tersebut telah lama ditinggalkan sehingga perlu disosialisasikan dan diperkenalkan kembali ke masyarakat Jakarta dan Betawi khususnya.
Tujuan dari acara ini untuk mendukung program pemerintah 100 persen Cinta Indonesia.
Untuk penampilan budaya Betawi akan menampilkan budaya asli Betawi, dikemas melalui parade dilanjutkan dengan aksi kolaborasi budaya di panggung.
Personel atraksi budaya sekitar 400 orang terdiri dari unsur adat Betawi Palang Pintu dan Shalawat Dustur, unsur Tari (ondel-ondel, tari Cokek, tari None Tugu), unsur Musik dan Lagu Betawi (Tanjidor, Gambang Kromong, Marawis), unsur seni pencak silat dan unsur busana (Ngarak Penganten Betawi, Abang None Jakarta, serta pembawa ornamen Kembang Kelapa).
Selain itu juga diselenggarakan kaleidoskop unsur budaya perwakilan dari "road show" Kibar Budaya Semen Gresik, yang telah terselenggara di lima kota sebelumnya di Monas.
Kaleidoskop ini akan menampilkan budaya dari Klaten (Topeng Ireng), Solo (Solo Batik Karnival), Jogja (Jathilan), Semarang (Topeng Grasak) dan Bandung (Sisingaan dan atau Tari Topeng). (JY)
Sumber: http://oase.kompas.com
Semen Gresik, dalam siaran persnya, Selasa, menyatakan kibar budaya Betawi ini ini melengkapi kegiatan yang pernah diselenggarakan di lima kota di Jawa.
Kibar budaya yang akan diselenggarakan di Monumen Nasional (Monas) Jakarta ini akan diisi penampilan seni dan budaya Betawi yang dikemas dengan kegiatan jalan sehat, parade seni budaya Betawi, pagelaran kolosal seni Budaya Betawi, pengenalan sejarah dan tokoh-tokoh Betawi, sajian kuliner khas Betawi, permainan keluarga dan pemecahan rekor Muri.
Untuk acara jalan sehat yang diikuti sekitar 10.000 puluhan atraksi kesenian Betawi juga ikut mengiringi sekaligus pemecahan rekor Muri penggunaan iket kepala (stangan) sebagai salah satu budaya busana Betawi yang harus dilestarikan.
Semen Gresik sengaja menyodorkan tema pemakaian Iket Kepala Betawi motif batik Betawi (Jengger Ayam) terbanyak, dengan pertimbangan bahwa budaya tersebut telah lama ditinggalkan sehingga perlu disosialisasikan dan diperkenalkan kembali ke masyarakat Jakarta dan Betawi khususnya.
Tujuan dari acara ini untuk mendukung program pemerintah 100 persen Cinta Indonesia.
Untuk penampilan budaya Betawi akan menampilkan budaya asli Betawi, dikemas melalui parade dilanjutkan dengan aksi kolaborasi budaya di panggung.
Personel atraksi budaya sekitar 400 orang terdiri dari unsur adat Betawi Palang Pintu dan Shalawat Dustur, unsur Tari (ondel-ondel, tari Cokek, tari None Tugu), unsur Musik dan Lagu Betawi (Tanjidor, Gambang Kromong, Marawis), unsur seni pencak silat dan unsur busana (Ngarak Penganten Betawi, Abang None Jakarta, serta pembawa ornamen Kembang Kelapa).
Selain itu juga diselenggarakan kaleidoskop unsur budaya perwakilan dari "road show" Kibar Budaya Semen Gresik, yang telah terselenggara di lima kota sebelumnya di Monas.
Kaleidoskop ini akan menampilkan budaya dari Klaten (Topeng Ireng), Solo (Solo Batik Karnival), Jogja (Jathilan), Semarang (Topeng Grasak) dan Bandung (Sisingaan dan atau Tari Topeng). (JY)
Sumber: http://oase.kompas.com