Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu minta pemerintah daerah di Nusa Tenggara Barat (NTB) memperdagangkan komoditas mete dalam kemasan, bukan berbentuk gelondongan seperti yang terjadi selama ini.
"Mendag menyampaikan pesan itu ketika bersama Gubernur NTB KH. M. Zainul Majdi meninjau sentra produksi komoditas unggulan di Pulau Sumbawa, Senin (15/2)," kata Kabag Humas Setda NTB Lalu Muhammad Faozal, di Mataram, Selasa.
Faozal ikut mendampingi Menteri Perdagangan dan Gubernur NTB saat memantau lokasi penanaman jambu mete, jagung dan komoditas unggulan lainnya dari udara menggunakan helikopter.
Ia mengatakan Menteri Perdagangan menghendaki ada peningkatan produksi jambu mete dalam jumlah banyak agar petani makin termotivasi untuk mengejar nilai ekonomi yang cukup tinggi.
Nilai ekonomi mete menjadi tinggi jika dijual dalam bentuk kemasan, bukan hanya berbentuk gelondongan sebagaimana terjadi selama ini.
"Biji mete dalam bentuk gelondongan dijual dengan harga Rp10 ribu/kilogram, jika sudah dalam kemasan mete aneka rasa harganya dapat mencapai belasan hingga puluhan ribu setiap kilogram," ujar Faozal mengutip pernyataan Menteri Perdagangan saat mengomentari peningkatan nilai tambah mete di NTB.
Dinas Perkebunan NTB menyebutkan tanamam jambu mete (anacardium occidentale) cukup memungkinkan untuk terus dikembangkan karena potensi lahan cukup tersedia.
Luas areal perkebunan di wilayah NTB mencapai 665.314 hektare, namun areal yang sudah digarap baru seluas 186.928 hektare atau 26 persen dari total potensi areal perkebunan tersebut.
Dari areal perkebunan seluas 186.928 hektare yang belum dimanfaatkan itu, khusus untuk budidaya jambu mete baru 65.297,65 hektare dengan tingkat produksi 11.025 ton.
Potensi areal tanaman jambu mete mencapai 160.633,99 hektare dari total areal perkebunan yang belum dimanfaatkan, sehingga masih tersisa potensi 95.336,34 hektare.
Daerah sentra produksi jambu mete di wilayah NTB selain Lombok Barat juga Dompu dan Sumbawa.
Selain dikonsumsi (kandungan mete 40 persen lemak, 14 persen protein dan 20 persen karbohidrat), biji jambu mete juga merupakan bahan baku industri plastik, cat bahan anti karat, bahan isolasi listrik dan bahan `hardboard`.
Cangkang jambu mete juga dapat dijadikan minyak atsiri, sehingga jambu mete produk NTB telah diekspor dalam bentuk gelondongan ke India melalui Surabaya karena di NTB hingga kini belum ada pelabuhan ekspor. (rs/RS/ant)
Sumber: http://beritadaerah.com
"Mendag menyampaikan pesan itu ketika bersama Gubernur NTB KH. M. Zainul Majdi meninjau sentra produksi komoditas unggulan di Pulau Sumbawa, Senin (15/2)," kata Kabag Humas Setda NTB Lalu Muhammad Faozal, di Mataram, Selasa.
Faozal ikut mendampingi Menteri Perdagangan dan Gubernur NTB saat memantau lokasi penanaman jambu mete, jagung dan komoditas unggulan lainnya dari udara menggunakan helikopter.
Ia mengatakan Menteri Perdagangan menghendaki ada peningkatan produksi jambu mete dalam jumlah banyak agar petani makin termotivasi untuk mengejar nilai ekonomi yang cukup tinggi.
Nilai ekonomi mete menjadi tinggi jika dijual dalam bentuk kemasan, bukan hanya berbentuk gelondongan sebagaimana terjadi selama ini.
"Biji mete dalam bentuk gelondongan dijual dengan harga Rp10 ribu/kilogram, jika sudah dalam kemasan mete aneka rasa harganya dapat mencapai belasan hingga puluhan ribu setiap kilogram," ujar Faozal mengutip pernyataan Menteri Perdagangan saat mengomentari peningkatan nilai tambah mete di NTB.
Dinas Perkebunan NTB menyebutkan tanamam jambu mete (anacardium occidentale) cukup memungkinkan untuk terus dikembangkan karena potensi lahan cukup tersedia.
Luas areal perkebunan di wilayah NTB mencapai 665.314 hektare, namun areal yang sudah digarap baru seluas 186.928 hektare atau 26 persen dari total potensi areal perkebunan tersebut.
Dari areal perkebunan seluas 186.928 hektare yang belum dimanfaatkan itu, khusus untuk budidaya jambu mete baru 65.297,65 hektare dengan tingkat produksi 11.025 ton.
Potensi areal tanaman jambu mete mencapai 160.633,99 hektare dari total areal perkebunan yang belum dimanfaatkan, sehingga masih tersisa potensi 95.336,34 hektare.
Daerah sentra produksi jambu mete di wilayah NTB selain Lombok Barat juga Dompu dan Sumbawa.
Selain dikonsumsi (kandungan mete 40 persen lemak, 14 persen protein dan 20 persen karbohidrat), biji jambu mete juga merupakan bahan baku industri plastik, cat bahan anti karat, bahan isolasi listrik dan bahan `hardboard`.
Cangkang jambu mete juga dapat dijadikan minyak atsiri, sehingga jambu mete produk NTB telah diekspor dalam bentuk gelondongan ke India melalui Surabaya karena di NTB hingga kini belum ada pelabuhan ekspor. (rs/RS/ant)
Sumber: http://beritadaerah.com