Dinas Budaya dan Pariwisata Kota Surabaya mengoptimalkan promosi wisata hutan bakau (mangrove) di kawasan Pantai Timur Surabaya.
Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata Surabaya Wiwiek Widayati mengatakan pihaknya akan membantu Kecamatan Rungkut selaku pengelola dan pemeliharan wisata mangrove dalam bidang promosi secara terus-menerus.
"Kami akan mencoba mempromosikan wisata mangrove dengan menarik wisata kapal pesiar yang memang ada rute di Indonesia. Kami berupaya untuk memasukkannya ke Surabaya," kata Wiwiek di Surabaya, Kamis (21/1).
Selain itu, kata Wiwiek, pihaknya juga akan melakukan promosi lainya di bidang seni dan budaya. Harapannya ke depan di wisata bakau tersebut akan sering diadakan kegiatan seni budaya sehingga bisa menarik pengunjung atau para wisatawan.
"Tentunya promosi ini juga harus diimbangi dengan kegiatan seperti pengoptimalan dan penyediaan infrakstruktur lainnya," ujarnya.
Sebelumnya, untuk meningkatkan kunjungan wistawan dan sekaligus menjaga populasi monyet jenis laut atau monyet berekor panjang tidak punah, Kecamatan Rungkut beberapa hari lalu melepas monyet ekor panjang ke konservasi wisata hutan mangrove di Wonorejo.
"Sebenarnya di kawasan itu sudah ada. Tapi populasinya sedikit sehingga tidak terlihat oleh wisatawan yang sedang mengunjungi kawasan ini," kata Camat Rungkut Irvan Widiyanto.
Irvan berharap dan mengimbau masayarakat yang berada di sekitar kawasan konservasi wisata hutan mangrove, Wonorejo, Rungkut, ikut menjaga dan melestarikan ekosistem monyet maupun tanaman mangrove.
Keberadaan hutan mangrove ini menyedot kedatangan 147 spesies burung. Dari 84 spesies burung yang diketahui menetap di Pamurbaya, 12 spesies termasuk jenis yang dilindungi.
Jenis burung tersebut tidak hanya burung air seperti kuntul perak, pecuk hitam, mandar padi, mandar batu, dan kowak malam, karena kawasan itu jadi tempat persinggahan ribuan burung migran setiap tahun.
Ada 44 jenis burung migran yang singgah di Pamurbaya, terutama berasal dari Australia menuju Eropa.(Ant/Ol-5)
Sumber: http://www.mediaindonesia.com
Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata Surabaya Wiwiek Widayati mengatakan pihaknya akan membantu Kecamatan Rungkut selaku pengelola dan pemeliharan wisata mangrove dalam bidang promosi secara terus-menerus.
"Kami akan mencoba mempromosikan wisata mangrove dengan menarik wisata kapal pesiar yang memang ada rute di Indonesia. Kami berupaya untuk memasukkannya ke Surabaya," kata Wiwiek di Surabaya, Kamis (21/1).
Selain itu, kata Wiwiek, pihaknya juga akan melakukan promosi lainya di bidang seni dan budaya. Harapannya ke depan di wisata bakau tersebut akan sering diadakan kegiatan seni budaya sehingga bisa menarik pengunjung atau para wisatawan.
"Tentunya promosi ini juga harus diimbangi dengan kegiatan seperti pengoptimalan dan penyediaan infrakstruktur lainnya," ujarnya.
Sebelumnya, untuk meningkatkan kunjungan wistawan dan sekaligus menjaga populasi monyet jenis laut atau monyet berekor panjang tidak punah, Kecamatan Rungkut beberapa hari lalu melepas monyet ekor panjang ke konservasi wisata hutan mangrove di Wonorejo.
"Sebenarnya di kawasan itu sudah ada. Tapi populasinya sedikit sehingga tidak terlihat oleh wisatawan yang sedang mengunjungi kawasan ini," kata Camat Rungkut Irvan Widiyanto.
Irvan berharap dan mengimbau masayarakat yang berada di sekitar kawasan konservasi wisata hutan mangrove, Wonorejo, Rungkut, ikut menjaga dan melestarikan ekosistem monyet maupun tanaman mangrove.
Keberadaan hutan mangrove ini menyedot kedatangan 147 spesies burung. Dari 84 spesies burung yang diketahui menetap di Pamurbaya, 12 spesies termasuk jenis yang dilindungi.
Jenis burung tersebut tidak hanya burung air seperti kuntul perak, pecuk hitam, mandar padi, mandar batu, dan kowak malam, karena kawasan itu jadi tempat persinggahan ribuan burung migran setiap tahun.
Ada 44 jenis burung migran yang singgah di Pamurbaya, terutama berasal dari Australia menuju Eropa.(Ant/Ol-5)
Sumber: http://www.mediaindonesia.com