Mataram, NTB - Pengurus Asosiasi Tradisi Lisan (ATL) bertambah satu lagi, dari 26 menjadi 27, menyusul terbentuknya ATL Nusa Tenggara Barat, yang para pengurusnya dilantik oleh Ketua Umum ATL, Prof DR Pudentia, Minggu (28/10/2012) malam, di Mataram.
Tradisi Lisan yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, kata Prudensia, memuat berbagai aspek sosial: religius, nilai-nilai, adat-istiadat, seni, bahasa, dan lainnya, yang masih relevan dalam kehidupan dewasa ini.
Karena itu, terbentuknya ATL NTB, tradisi lisan yang ada di daerah itu, diharapkan mampu membangkitkan kandungan nilai masa lalu yang kemudian diterapkan dalam realitas kehidupan saat ini.
Pengurus ATL NTB 2012-2016 diketuai Sudirman, dosen Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Mataram, dilengkapi Wakil Ketua, Sekretaris, Bendahara dan bidang.
Dikatan Sudriman, ATL NTB segera membahas dan menentukan program kerja, di antaranya memetakan aktivitas tradisi lisan di NTB meliputi tradisi lisan Samawa (Kabupaten Sumbawa dan Sumbawa Barat) dan Mbojo (Dompu dan Bima).
Kemudian, mengusulkan ATL NTB mendapatkan subsidi dari APBD, kegiatan penelitian tentang tradisi lisan sebagai bahan muatan lokal di sekolah, selain usulan bagi seniman berkategori maestro, yang nantinya diberi tunjaangan hidup dari Pemerintah.
Saat ini, baru Amak Raya, seniman tradisi massal Desa Lenek, Lombok Timur, yang mendapat tunjangan Rp 1 juta sebulan, selama dia masih hidup.
Sumber: http://regional.kompas.com