Bengkulu - Ratusan tenda disiapkan untuk disewakan kepada para pedagang pada Festival Tabot yang akan digelar di Bengkulu mulai 14 hingga 24 November 2012.
"Sebanyak 120 tenda untuk tempat berjualan para pedagang yang berasal dari dalam dan luar daerah telah disiapkan dengan biaya Rp2,5 juta untuk ukuran 3x4 meter dan Rp5 juta untuk ukuran 6x4 meter," kata Ketua Dewan Asyura Tabot Bengkulen selaku Event Organizer festival tabot 2012 Bengkulu, Ali Arifin, Rabu.
Ia mengatakan, pembayaran sewa tenda yang dilengkapi penerangan listrik tersebut melalui Bank Mandiri. Tenda mulai dibuka pada 11 November 2012.
"Untuk lapak-lapak kecil saya telah menunjuk koordinator lapangannya dengan biaya melihat kemampuan dan ekonomi pedagang karena kami tidak hanya ingin mengejar target Pendapatan Asli Daerah (PAD) tetapi juga meningkatkan ekonomi pedagang-pedagang kecil," ujarnya.
Selain itu, pedagang juga akan dikenakan biaya keamanan dan kebersihan yang akan dipungut perhari dengan jumlah bervariasi.
"Tenda dan kwh listrik itu akan menghabiskan biaya sekitar Rp40 juta. Saat ini tenda yang sudah disewa sekitar 50 persen sehingga kami berupaya untuk membayar PAD yang diminta Dinas Pariwisata sebesar Rp100 juta itu dibayar dua hari sebelum kegiatan dimulai," ujarnya.
Pada kegiatan tahunan tabot 2012 ini Pemerintah Kota Bengkulu menetapkan bisa memperoleh Pendapatan Asli Daerah sebesar Rp150 juta dari dua Event Organizer (EO) yakni Dewan Asyura Tabot Bengkulen dan Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI).
"Untuk mencegah tidak tercapainya target PAD sebelum tahun sebelumnya maka PAD tersebut harus disetorkan oleh EO dua hari sebelum hari H yakni dari Dewan Asyura Tabot Bengkulen sebesar Rp100 juta dan SPSI Rp50 juta," kata Kepala Dinas Pariwisata Kota Bengkulu, Kemas Zaini.
Jika kedua EO tersebut tidak sanggup membayar maka akan diganti dengan EO lain yang sanggup membayarnya.
Untuk pelaksanaan tabot tersebut, Dinas Pariwisata mendapat alokasi dana sebesar Rp175 juta. Selain itu terdapat dana hibah dari Dinas Pendapatan, Pengelolaan, Keuangan dan Aset (DPPKA) sebesar Rp300 juta yang nantinya langsung diserahkan kepada Kerukunan Keluarga Tabot sebagai tambahan biaya membuat tabot sakral dan tabot pembangunan.
Upacara tabot dilaksanakan secara turun temurun oleh masyarakat Bengkulu untuk menyambut Tahun Baru Hijriah dan memperingati gugurnya cucu Nabi Muhammad SAW bernama Husien di Padang Karbala Irak.
Tabot yang berarti peti mati adalah lambang peti yang berisi jenazah Husien yang diarak masyarakat Bengkulu pada hari ke-10 menuju pemakaman Karabela yang mencerminkan kawasan Karbala di Irak.
Sumber: http://www.antaranews.com