Magelang, Jateng - Ratusan bahkan ribuan masyarakat Magelang dan sekitarnya begitu antusias mengikuti Gerebeg Getuk di Alun-alun Kota Magelang, Minggu (1/5). Dua gunungan berisi 1.110 bungkus getuk ludes dirayah warga bersamaan dengan gunungan palawija yang dibawa 17 kelurahan. Sejak pagi pukul 07.00 WIB, warga sudah menyemut di sekitar lokasi gerebeg. Meskipun arena upacara dipagar besi, tidak menyurutkan warga untuk datang menyaksikan prosesi yang dipimpin langsung Wali Kota Magelang, Sigit Widyonindito itu.
Sebelum gerebeg, rombongan Forpimda naik bus dari kantor PDAM ke halaman Masjid Agung Magelang. Sementara Sigit beserta istri menaiki kereta kencana yang berjalan diiringi para prajurit. Di halaman masjid, dua gunungan getuk siap didoakan dan dibawa masuk arena gerebeg.
Sebanyak 16 gunungan palawija dan satu gunungan mainan mobil-mobilan ikut dikirab masuk arena. Mereka wakil dari 17 kelurahan se-Kota Magelang yang setiap tahun ikut gerebeg. Tidak ketinggalan, sejumlah pementasan seni mewarnai jalannya acara yang diisi dengan upacara berbahasa Jawa. Ratusan penari dari kalangan pelajar dan anggota TNI terlibat dalam pentas tari yang berjudul Rumbaganing Kabudayan ini.
Wali Kota Magelang, Sigit Widyonindito mengatakan, setiap tahun Gerebeg Getuk senantiasa disempurnakan. Tahun ini agak berbeda dibanding tahun sebelumnya berdasarkan masukan-masukan para sesepuh. “Ini bentuk gelar seni budaya yang akan terus dilestarikan. Acara ini juga wadah segala bentuk seni budaya yang berkembang di masyarakat dan dikenalkan ke publik luas,” katanya di sela acara.
Di usia 1.110 tahun, katanya, Kota Magelang memang semakin tua. Tapi jiwa dan semangatnya terus muda. Masyarakat pun makin tambah guyub, bersih, maju, aman, dan nyaman. “Meski begitu, masih banyak yang harus dibangun dan dikembangkan. Utamanya kekurangan-kekurangan yang perlu terus diperbaiki ke depannya,” paparnya didampingi wakilnya, Windarti Agustina.
Sumber: http://berita.suaramerdeka.com