Menumbuhkan Kecintaan Budaya Sunda Lewat Gamelan Bambu

Bandung, Jabar - Kreativitas warga Kabupaten Bandung bisa dikatakan tak ada habisnya. Kali ini kreativitas ditunjukkan oleh Wawan (50), warga Kampung Cilebak RT 1/6 Desa Nagrak Kecamatan Pacet.

Dia berhasil membuat seperangkat gamelan berbahan bambu, namun mampu menghasilkan suara indah dan memikat hati siapa saja yang mendengarnya.

Jika biasanya gamelan sebagian besar berbahan logam, namun berbeda dengan seperangkat gamelan yang dibuat oleh Wawan. Justru sebaliknya, sebagian besar peralatan musik tradsional ini berbahan bambu.

Meskipun terbuat dari bambu, suara yang dihasilkannya tak kalah merdu dengan gamelan berbahan dasar logam seperti kuningan, tembaga, dan jenis logam lainnya.

"Saya pakai bambu hitam atau biasa disebut dalam Bahasa Sunda Awi Wulung. Memang jenis bambu ini sudah biasa dipakai untuk membuat peralatan musik calung. Nah ini saya kembangkan menjadi seperangkat alat gamelan yang hampir semunya dari bambu, kalau alat lainnya selain bambu dalam gamelan ini, cuma goong dan kendang saja," kata Wawan, Minggu (1/5/2016).

Tak ubahnya gamelan berbahan logam, gamelan bambu ini pun biasa dimainkan oleh lima orang yang masing-masing memainkan alat musik berupa jenglon, saron 1,2 dan 3, dan peking. Ditambah pemain suling, kendang dan gong. Hasilnya, alunan gamelan bambu yang indah terdengar harmonis mengiringi lantunan syair lagu Sunda dari mulut seorang sinden yang terlihat begitu rancak.

"Permainan gamelan bambu ini sama saja seperti gamelan lainnya. Alhamdulillah gamelan bambu yang saya buat bersama teman-teman ini mendapatkan respons cukup luar biasa dari masyarakat," ujarnya.

Wawan menceritakan, idenya membuat seperangkat gamelan berbahan bambu ini berdasarkan pengalamannya selama ini menjadi pemain calung. Selain itu, ini juga hasil penelitian dan penelusuran dari beberapa buku atau naskah kuno tentang peralatan kesenian di masa lampau.

"Seperti calung juga kan sebelum seperti sekarang, yakni bernama calung renteng, terdiri dari deretan bambu diikat berjajar. Namun saat ini berkembang menjadi alat calung seperti saat ini, yakni bilah bambunya dilubangi dan ditusuk sama bambu lagi sebagai pengikatnya. Itu adalah bagian dari perkembangan alat musik calung. Dari sana saya berpikir untuk mengembangkan bambu, kenapa tidak dipakai untuk membuat gamelan," kata Wawan yang telah menggeluti seni calung sejak tahun 1982 itu.

Dikatakan Wawan, pembuatan seperangkat gamelan bambu ini diperlukan waktu sekitar tiga bulan. Mulai dari menebang bambu, menjemur, membentuk, hingga menyetelnya menjadi seperangkat gamelan.

Pekerjaan membuat gamelan bambu ini, kata dia, dilakukan bersama beberapa temannya sesama pelaku dan penggerak kesenian tradisional Sunda. Kata dia, harga seperangkat gamelan bambu ini jauh lebih murah ketimbang gamelan biasa yang mencapai belasan juta rupiah. Gamelan bambu buatannya hanya memerlukan biaya produksi sekitar Rpjuta hingga Rp5 juta saja.

"Tujuan saya hanya ingin melengkapi atau menambah alat atau waditra kesenian Sunda saja. Nah kalau harga jual, jujur saja belum pernah kami sengaja membuat dan menjualnya. Kali ini sengaja kami tampilkan dengan harapan pak Bupati Bandung Dadang M Naser berkenan mengapresiasi karya kami ini. Karena ini asli produksi orang Kabupaten Bandung," ujarnya.

Wawan melanjutkan, dengan dibuatnya gamelan bambu yang dinamai Gawil alias Gamelan Awi ini, diharapkan bisa membangkitkan semangat dan kecintaan generasi muda terhadap kesenian tradisional Sunda. Terutama kesenian Sunda yang menggunakan peralatan berbahan bambu seperti calung dan lainnya.

Karena memang, jelas dia, tradisi masyarakat Sunda sejak lama telah menggunakan bambu untuk berbagai keperluan, seperti peralatan rumah tangga, membangun rumah, alat kesenian, dan lainnya.

"Ini yang harus dicontoh dan terus dikembangkan oleh generasi muda, mereka harus mencintai lingkungannya yang telah banyak memberikan manfaat pada kita semua, dan salah satunya adalah bambu," kata dia.

Antoni (34) salah seorang warga Jakarta, begitu antusias melihat seperangkat gamelan bambu ini. Karena sepengetahuannya, gamelan selalu terbuat dari logam. Hadirnya gamelan bambu ini menambah wawasannya mengenai pemanfaatan bambu yang memang banyak tersebar di seantero nusantara.

"Ini luar biasa, ternyata gamelan juga bisa dibuat dari bahan bambu. Saya sangat kagum melihatnya, sangat menginspirasi banyak orang, ternyata bambu itu bisa dibuat dan direkayasa menjadi apa saja, tergantung kreativitas dan kemauan kita," katanya.

Antoni berharap, kreativitas Wawan ini bisa dilirik oleh pemerintah sebagai salah satu potensi ekonomi, sekaligus pelestarian seni budaya Sunda. Kata dia, jika dipromosikan dan dikemas dalam sebuah pertunjukan yang baik, tentunya gamelan bambu itu bisa memikat hati wisatawan.

-

Arsip Blog

Recent Posts