Peserta Sail Banda Diimbau Tidak Rusak Terumbu Karang

Peserta Sail Banda 2010, Juli-Agustus mendatang, diimbau untuk berhati-hati saat berlabuh agar tidak sampai merusak terumbu karang di perairan Banda Naira.

"Banda Naira memiliki pesona bawa laut yang cukup indah, sehingga perlu dijaga dan dan dirawat dengan baik," kata Sekda Maluku Tengah, A.R. Sukur, di Masohi. Menurut dia, pihaknya telah mengarahkan Kadis Perhubungan dan Informasi serta Kadis Pariwisata agar berkoordinasi dengan panitia lokal Sail Banda dalam mengatur lokasi penambatan perahu peserta, terutama saat melego jangkar tidak menimbulkan kerusakan terumbu karang.

Sekitar 200-an perahu peserta Sail Banda akan berlabuh di perairan Banda Naira saat kegiatan internasional tersebut berlangsung. "Jadi perlu ditentukan lokasi penambatan perahu dengan disain lego jangkar sehingga tidak merusak kelestarian ekosisten di perairan sekitar laut Banda," ujarnya.

Ia menambahkan, perairan di sekitar Banda Naira merupakan "surga" bawah laut yang memiliki pesona terindah di dunia sehingga pemerintah memutuskan untuk menjadikan Banda Naira sebagai tempat untuk lomba layar.

Pada masa penjajahan, daerah itu pernah dijadikan tempat untuk mengasingkan sejumlah tokoh pejuang seperti Mohammad Hatta, Sutan Sjahrir dan Cipto Mangungkusumo. Kekayaan alam bawah laut Banda Naira juga terkenal di dunia. Organisasi badan dunia di bawah PBB untuk bidang pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan (Unesco) pada 1994 menemukan satu spesies karang baru di Banda yang kemudian dinamakan "Akrapora Des Alwi". Banda Naira juga memiliki 52 lokasi penyelaman yang indah dan sudah terdaftar di Unesco sebagai aset pariwisata menarik untuk dikunjungi.

Tokoh-tokoh dunia seperti Putri Diana dan rocker legendaris dunia Mick Jagger pernah berkunjung ke Banda Naira. Banda juga memiliki catatan sejarah dunia karena Perjanjian Breda (Breda Agreement) pada 1667, yang mengatur pertukaran pulau Run yang dikuasai Inggris dengan Manhattan (Nieuw Amsterdam) yang saat itu dikuasai Belanda. "Pemkab Maluku Tengah menyambut baik Sail Banda karena strategis untuk mendorong promosi pariwisata bahari Maluku sekaligus mendukung program pemerintah menjadikan daerah ini sebagai lumbung pangan nasional," kata Sukur.

Kadis Perikanan dan Keluatan Maluku, Polly Kaihattu mengatakan, tim dari Kementerian Kelautan dan Perikanan telah meninjau lokasi Sail Banda 2010 di kepulauan Banda pada 17 - 18 Oktober 2009. "Tim dari Direktorat Jenderal (Ditjen) Pengawasan Kementerian Kelautan dan Perikanan telah melakukan survei lokasi penyelaman di Banda selama dua hari," katanya. "Tim telah mengambil gambarnya untuk promosi ke mancanegara guna menjaring para penyelam internasional berlaga di Banda," tambahnya.

Sumber: http://beritadaerah.com
-

Arsip Blog

Recent Posts