Menteri Kebudayaan dan Pariwisata (Menbudpar) Jero Wacik meresmikan pengoperasian Immigration on Board (IoB) di Bandara Ngurah Rai Tuban, Bali, Senin (1/2). Immigration on Board merupakan layanan pengurusan dokumen keimigrasian berupa pemberian Visa on Arrival di pesawat. Visa on Arrival adalah fasilitas visa kunjungan saat kedatangan
"Pengoperasian ini diharapkan bisa mengurangi antrean di loket visa on arrival (VoA), sehingga wisatawan asing yang berkunjung ke Indonesia akan merasa lebih nyaman. Dan saya ke depannya berharap akan menambah fasilitas IoB untuk destinasi Korea, China dan Australia," kata Jero Wacik.
Ia mengatakan, IoB menjadi hal terobosan terbaru dalam memberikan pelayanan kepada turis dan langkah ini akan mempermudah mereka masuk ke Indonesia. Karena tak perlu mereka harus antre di imigrasi bandara.
"Wisatawan mancanegara (wisman) selama ini mengeluhkan lamanya waktu pengurusan VoA. Mereka harus menunggu hingga berjam-jam hanya untuk menyelesaikan keimigrasian. Jika urusan keimigrasian selesai di dalam pesawat, tentu saja mereka saat mendarat bisa langsung menuju hotel," ucap Menbudpar asal Kintamani, Kabupaten Bangli itu.
Pemberlakuan IoB saat ini baru terbatas untuk penerbangan Garuda Indonesia rute dari Narita, Jepang. Diharapkan IoB ini bisa diberlakukan untuk negara lain. "Kemudahan yang disediakan ini akan menarik minat wisatawan datang ke Indonesia," katanya.
Direktur Niaga Garuda Indonesia Agus Priyanto menyatakan Garuda Indonesia sebagai maskapai nasional akan selalu mendorong program pemerintah dalam meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan.
"Ini merupakan langkah Garuda untuk mempermudah wisman masuk Indonesia," kata Agus Priyanto didampingi General Manager Garuda Indonesia Denpasar Bagus Y Siregar, beberapa saat setelah mendarat penerbangan dari Narita.
Menanggapi pernyataan Menbudpar untuk penerapan IoB kepada destinasi lain, ia menyatakan sudah merancang untuk penerapan IoB kepada destinasi lain.
"Kita sudah memiliki program IoB untuk destinasi lain, asalkan ada kesiapan dari Imigrasi dan bank penerima pembayaran," katanya.
Sementara Kepala Dinas Pariwisata Bali Ida Bagus Kade Subhiksu menyatakan apa yang dilakukan oleh pemerintah dan Garuda merupakan upaya untuk meningkatkan jumlah kunjungan.
"Kita berharap ada penambahan untuk sejumlah pasar utama Bali. Antara lain Australia, China, Korea adalah pasar yang sangat potensial," katanya.
Menurutnya, penerapan IoB ini akan mempermudah wisman masuk ke Pulau Dewata, karena tidak perlu repot mengurus di bandara kedatangan.
"Hal yang paling penting adalah sebagian antrean akan bisa diselesaikan. Jika negara tersebut diberikan fasilitas, maka 50 persen wisman tidak perlu lagi harus antre," ucap Subhiksu.
Ia menjelaskan, jumlah kunjungan wisatawan Australia selama 2009 mencapai 20 persen dari total kunjungan, disusul Jepang 14 Persen, China sembilan persen dan Korea enam persen.
Sedangkan Malaysia berada di urutan keempat setelah China, namun Malaysia menjadi negara yang mendapat fasilitas bebas visa kunjungan singkat, kata Subhiksu. (Ant/OL-5)
Sumber: http://www.mediaindonesia.com
"Pengoperasian ini diharapkan bisa mengurangi antrean di loket visa on arrival (VoA), sehingga wisatawan asing yang berkunjung ke Indonesia akan merasa lebih nyaman. Dan saya ke depannya berharap akan menambah fasilitas IoB untuk destinasi Korea, China dan Australia," kata Jero Wacik.
Ia mengatakan, IoB menjadi hal terobosan terbaru dalam memberikan pelayanan kepada turis dan langkah ini akan mempermudah mereka masuk ke Indonesia. Karena tak perlu mereka harus antre di imigrasi bandara.
"Wisatawan mancanegara (wisman) selama ini mengeluhkan lamanya waktu pengurusan VoA. Mereka harus menunggu hingga berjam-jam hanya untuk menyelesaikan keimigrasian. Jika urusan keimigrasian selesai di dalam pesawat, tentu saja mereka saat mendarat bisa langsung menuju hotel," ucap Menbudpar asal Kintamani, Kabupaten Bangli itu.
Pemberlakuan IoB saat ini baru terbatas untuk penerbangan Garuda Indonesia rute dari Narita, Jepang. Diharapkan IoB ini bisa diberlakukan untuk negara lain. "Kemudahan yang disediakan ini akan menarik minat wisatawan datang ke Indonesia," katanya.
Direktur Niaga Garuda Indonesia Agus Priyanto menyatakan Garuda Indonesia sebagai maskapai nasional akan selalu mendorong program pemerintah dalam meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan.
"Ini merupakan langkah Garuda untuk mempermudah wisman masuk Indonesia," kata Agus Priyanto didampingi General Manager Garuda Indonesia Denpasar Bagus Y Siregar, beberapa saat setelah mendarat penerbangan dari Narita.
Menanggapi pernyataan Menbudpar untuk penerapan IoB kepada destinasi lain, ia menyatakan sudah merancang untuk penerapan IoB kepada destinasi lain.
"Kita sudah memiliki program IoB untuk destinasi lain, asalkan ada kesiapan dari Imigrasi dan bank penerima pembayaran," katanya.
Sementara Kepala Dinas Pariwisata Bali Ida Bagus Kade Subhiksu menyatakan apa yang dilakukan oleh pemerintah dan Garuda merupakan upaya untuk meningkatkan jumlah kunjungan.
"Kita berharap ada penambahan untuk sejumlah pasar utama Bali. Antara lain Australia, China, Korea adalah pasar yang sangat potensial," katanya.
Menurutnya, penerapan IoB ini akan mempermudah wisman masuk ke Pulau Dewata, karena tidak perlu repot mengurus di bandara kedatangan.
"Hal yang paling penting adalah sebagian antrean akan bisa diselesaikan. Jika negara tersebut diberikan fasilitas, maka 50 persen wisman tidak perlu lagi harus antre," ucap Subhiksu.
Ia menjelaskan, jumlah kunjungan wisatawan Australia selama 2009 mencapai 20 persen dari total kunjungan, disusul Jepang 14 Persen, China sembilan persen dan Korea enam persen.
Sedangkan Malaysia berada di urutan keempat setelah China, namun Malaysia menjadi negara yang mendapat fasilitas bebas visa kunjungan singkat, kata Subhiksu. (Ant/OL-5)
Sumber: http://www.mediaindonesia.com