Jakarta - Kondisi bangunan keraton di Nusantara banyak yang memprihatinkan, antara lain karena kondisi fisiknya tidak terpelihara atau bangunannya dikuasai pemerintah atau pihak lainnya.
Demikian diungkapkan Sekjen Forum Silaturahmi Keraton se-Nusantara (FSKN), Hery Iclas St Majalelo Sati.
"Hendaknya keraton-keraton itu direnovasi dan dijadikan cagar budaya sehingga terselamatkan," kata Hery, usai dilantik menjadi Sekjen FSKN, di kediaman pengusaha Mooryati Soedibyo, di Jakarta, Kamis (1/12).
Usai acara yang juga dihadiri oleh Ketua Umum FSKN Paku Buwono XIII Tejo Wulan, Hery mengatakan, upaya menyelamatkan keraton-keraton itu menjadi salah satu program utama organisasinya.
Baru-baru ini, katanya, organisasinya berhasil meminta perhatian dari pemerintah untuk meronavasi keraton Cigugur di Kuningan, Jabar, dan saat ini telah dijadikan cagar budaya.
Hery mengatakan, dirinya dan tim juga sudah mengunjungi keraton Kajang di Sulsel dengan tujuan agar bangunan tersebut juga diperhatikan.
"Insya Allah mendapat perhatian," kata cucu kelima Tuanku Imam Bonjol tersebut.
Ia mengatakan, beberapa keraton yang lain juga memerlukan perhatian seperti di Sumenep (Madura, Jatim) dan di Palembang (Sumsel). FSKN, katanya, akan bertahap meminta pemerintah memberikan perhatian tehadap bagungan-bangunan kraton tersebut.
Hery mengatakan, upaya tersebut bukan berarti akan mendirikan negara dalam negara atau menghidupkan budaya feodal tapi untuk mengetahui akar budaya dan jati diri bangsa.
Hal itu, katanya, sesuai dengan tujuan dibentukan FKSN yakni agar budaya dan jati diri bangsa tidak tergerus oleh pembangunan dan globalisasi. Ia mengatakan saat ini anggota FSKN sebanyak 126 keraton- keratuan yang terdapat di 18 provinsi. Sementara itu menurut sebuah catatan di Indonesia terdapat 237 kraton.
Forum, katanya, berupaya untuk mengetahui keraton-keraton lainnya yang keberadaannya belum diketahui tersebut dan berupaya untuk melestarikannya.
Sementara itu, Paku Buwono XIII Tejo Wulan juga mengingatkan kembali bahwa forum yang berdiri tahun 2007 ini bukan untuk menumbuhkan kerajaan-kerajaan yang ada dan melakukan pemisahan diri. "Namun untuk kembali menumbuhkan budaya di Indonesia," katanya.
Paku Buwono XIII Tejo Wulan menambahkan, jika ada yang berupaya memisahkan diri dari NKRI maka ia akan berdiri di depan untuk menentangnya.
Sumber: http://www.gatra.com