Netralisasi Budaya Asing Tabuik Sempat Pamer di AS

Pariaman, Sumbar - Pesta Budaya Tabuik yang digelar tiap tahun di Kota Pariaman diawali dengan kegiatan pawai Muharam dan prosesi maambiak tanah. Seluruh warga Kota Pariaman terlihat sangat antusias menyaksikan rangkaian demi rangkaian prosesi pembuatan tabuik ini, meskipun hal serupa digelar setiap tahunnya.

Berkaitan dengan acara tersebut Sekretarias Daerah Kota Pariaman, Armen juga melepas Pawai Muharam, yang digelar dalam rangka memperingati masuknya tahun baru Islam (1 Muharram 1433H), serta dicanangkannya pameran dan pergelaran kesenian selama pesta tabuik dari tanggal 27 November-12 Desember 2011 nanatinya.

Pawai Muharam yang diikuti lebih dari 60 kelompok, mencerminkan kondisi masyarakat dan adat 12 Nagari di Pariaman. Pawai itu diperagakan siswa/siswi SD, SMP, SMA/SMK dan Madrasah se Kota Pariaman sore itu.

”Pawai ini menampilkan ciri keaslian 12 nagari yang ada di Pariaman, baik dari segi kostum adat, bentuk peragaan, maupun bunyi-bunyian. Kami sengaja menampilkan sisi yang seperti ini, sehingga generasi muda tahu, kalau masing-masing nagari memiliki warisan adat khas yang berbeda dengan nagari lainnya,” ujar Ketua Seksi Pawai Muharam Indra Jaya kepada Padang Ekspres usai kegiatan yang berlangsung Minggu (27/11).

Nagari-nagari yang digambarkan ada 12 nagari, yang hingga saat ini masih menjalankan fungsinya. Di antaranya Kenagarian V Koto Air Pampan, Kenagarian Pasar Sepakat, Kenagarian Kuraitaji, Kenegarian Sunur, Kenagarian Lareh Nan Panjang, Kenagarian IV Koto Sungai Rotan, IV Koto Angkek Padusunan, Kenagarian III Kotonareh, Kenagarian Tungka, Kenagarian Sikapak, Kenagarian Cubadakair dan Kenagarian Manggung.

Pada kesempatan yang sama Sekdako Pariaman Armen menyampaikan, pengaruh kebudayaan asing tidak dapat terhindari. Globalisasi budaya juga sebuah keniscayaan untuk dipungkiri. Akan tetapi membiarkan diri kita terhanyut oleh derasnya arus perubahan juga akan menjadikan kita lupa kepada jati diri sendiri.

”Kita harus bersyukur, adat budaya masih dilaksanakan di Kota Pariaman, diantaranya melalui pesta budaya tabuik. Sehingga setiap generasi tahu tentang lintasan sejarah yang dialami Hasan dan Husein, cucu Nabi Muhammad, sebagai salah satu cerminan budaya keislaman,” ujarnya.

Dengan adanya Pesta Budaya Tabuik Piaman juga dapat melihat gambaran betapa besarnya sejarah masuknya Agama Islam dengan segala peradabannya ke Minangkabau melalui bumi Piaman. Dari kota tabuik inilah menyebarnya Islam ke negeri lain di Nusantara.

Dan dari sini juga terjadinya perbauran antara sistem nilai adat dan agama seperti falsafah yang kita anut Adat Basandi Syarak Syarak Basandi Kitabulah (ABS-SBK).

Orang Pariaman patut berbangga terhadap hasil promosi Tabuik yang dilakukan pemerintah, yang sudah go international. Tabuik telah digelar di Amerika Serikat pada 8 April 2006 lalu, saat mengikuti The Nation Cherry Blossom Festival. Kemudian kita juga telah pernah mengundang Dubes Negara Iran, Kemal Vandi dan para jurnalis terkemuka negara itu pada tahun 2008, hingga baru-baru ini Tabuik Piaman dihoyak di Istana Negara Jakarta pada HUT ke-65 Kemerdekaan RI.

Ke depan perlu kita upayakan bersama bagaimana Pesta Tabuik Piaman bukan sekadar ritual, namun harus mendatangkan manfaat yang lebih besar bagi perkembangan sosial budaya dan peningkatan ekonomi masyarakat.

Diawali Prosesi Ritual MaambiakTanah

Usai berlangsungnya pawai, pelaksanaan prosesi ritual tabuik pertama tetap juga dilaksanakan, maambiak tanah. Selanjutnya, kelompok Tabuik Nagari Pasa dan Subarang dengan berseragam merah dan kuning memulai pelaksanaan prosesi maambiak tanah itu dalam suatu arak-arakan seumpama pasukan perang Karbala antara kelompok Husain dan Raja Yazid.

Masing-masing kelompok terdiri dari 70 anak nagari dengan membawa peralatan ritual dan diselingi gemuruh bunyi gandang tasa. Kelompok Pasa dibawah koordinator Firman Zuhri Dharab, kelompok subarang dibawah koordinator Uncu Tasman.

Ada pun lokasi mengambil tanah yang dituju adalah anak sungai yang terletak di gelombang untuk tabuik Pasa, dan anak sungai di Desa Pauh untuk Tabuik Subarang.

Tepat jam 18.00 WIB salah seorang di antara Tuo Tabuik dengan berpakaian putih-putih (ihram) menyelami anak sungai dan mengambil segumpal tanah untuk disucikan.

Dan dengan arakan dibawa ke rumah tabuik untuk disimpan di daraga (mirip makam Husain), selama prosesi pesta hingga berakhirnya nanti. Pada saat itu proses pembuatan kerangka fisik tabuik yang akan dihoyak pada Minggu 11 Desember 2011 nanti secara berangsur-ansur mulai dibuat.

-

Arsip Blog

Recent Posts