Putussibau, Kalbar – Rumah Adat Melayu Kapuas Hulu yang berada di Kedamin, Putussibau Selatan, Kapuas Hulu, Jumat (9/12) kemarin diresmikan. Sekretaris Daerah (Sekda) Kapuas Hulu Muhammad Sukri meresmikan sekaligus membuka Musda III MAMB Kapuas Hulu. Peresmian dan pembukaan Musda itu dihadiri Ketua DPRD Ade M Zulkifli, Komandan Batalyon 644/ Walet Sakti Letkol Inf Anggit, Ketua MABM Provinsi Kalbar Chairil Effendi, para kepala SKPD, beberapa camat dan punggawa Kabupaten Kapuas Hulu. Acara ini dibuka dengan peresermian secara adat Melayu dan ditandai dengan pemukulan alat musik khas Melayu oleh Sekda Kabupaten Kapuas Hulu.
Mewakili Sambutan Bupati sekaligus meresmikan Rumah Adat Melayu Kabupaten Kapuas Hulu, Sukri memaparkan dalam suatu keorganisasian dan majelis, pasti ada perubahan dalam pengurusannya. “Dengan musyawarah kita akan mendapatkan keputusan dan hasil yang baik, siapapun ketuanya harus didukung,” ucapnya. Sukri mengatakan Rumah Adat Melayu ini merupakan kebanggaan bersama.
“Dengan adanya Rumah Adat Melayu ini, kita dapat tetap menjaga kelestarian budaya Melayu yang ada di Kabupaten Kapuas Hulu. Selain itu kita juga harus menjaga rumah adat ini dengan secara berkesinambungan, karena ini jerih payah kita bersama dan merupakan kebanggaan bagi puak-puak Melayu yang ada di Kabupaten Kapuas Hulu,” ungkapnya. “Ke depannya bagi yang beradat Melayu bisa mengadakan pernikahan di Rumah Adat Melayu ini. Selain itu rumah adat ini juga bisa menjadi tempat untuk melestarikan budaya seni tari Melayu seperti jepin dan juga seni bela diri silat,” kata Sukri.
Sementara itu, mewakili Ketua MABM Kabupaten Kapuas Hulu, Aliyanto, mengatakan musyawarah ini bertujuan untuk menentukan agenda yang akan dilakukan pengurus MABM Kabupaten Kapuas Hulu ke depannya. “Musyawarah ini bertujuan untuk menentukan arah MABM Kabupaten (Kapuas Hulu) lima tahun ke depan. Sebelumnya MABM Kabupaten sudah melakukan banyak aktivitas, dari tahun 2007 sampai 2011, di antaranya sudah menyentuh tingkat regional, nasional, bahkan internasional,” tegasnya.
Aliyanto menambahkan, Rumah Adat Melayu ini melalui tahap-tahap yang sangat panjang, tidak sekali langsung jadi, berawal dari sebuah mimpi dari puak-puak Melayu yang ada di Kabupaten Kapuas Hulu dan dukungan yang besar dari pemerintah. “Kini mimpi itu jadi nyata, kami sangat berterimakasih kepada pemerintah daerah,” ucapnya. Dalam arahannya Ketua MABM Provinsi Kalbar Chairil Effendi mengatakan dengan adanya Musyawarah III MABM Kabupaten Kapuas Hulu, memperlihatkan keorganisasian yang sehat. “Saya harapkan kelak program kerja MABM Kapuas Hulu dapat terprogram rapi serta tak luput dari perhatian dan dukungan pemerintah daerah. Rumah Adat Melayu Kabupaten Kapuas Hulu ini merupakan Rumah Adat Melayu yang ketiga, yang sudah diresmikan di Kalbar setelah Rumah Adat Melayu yang ada di Pontianak dan Ketapang,” ungkapnya.
Mantan Rektor Untan Pontianak tersebut menambahkan bahwa MABM Provinsi Kalbar mengagendakan Festifal Seni Budaya Melayu VII di Sintang, di mana nantinya terdapat seribu orang yang akan diturunkan dari Pontianak dan akan berpartisipasi dalam festifal ini. “Saya berharap Kabupaten Kapuas Hulu dapat mengirimkan kadernya dalam jumlah yang cukup signifikan untuk memeriahkan acara ini nantinya.”
Sumber: http://www.pontianakpost.com