Jakarta - Malaysia akan menggelar acara Konvensi dan Pameran Batik Internasional Kuala Lumpur (KLIB) yang akan dimulai pada Jumat, 9 Desember mendatang. Bagaimana reaksi pemerintah melihat salah satu warisan budayanya yang sudah diakui UNESCO ini dijadikan ajang pameran?
"Nggak masalah, sepanjang itu tidak untuk diklaim," kata Wakil Menteri Pariwisata dan Industri Kreatif, Sapta Nirwandar, kepada detikcom, Rabu (7/12/2011).
Sapta merasa tidak ada yang salah dengan pameran itu. Dia yakin, dunia tetap mengakui jika batik adalah milik Indonesia.
Sapta kemudian memberi contoh kenapa dia tidak harus khawatir dengan aksi yang dilakukan Malaysia. Banyak makanan dari Jepang yang beredar di sini. Bahkan koki nya pun tak harus perlu didatangkan dari Jepang.
"Itu tidak masalah kan. Kalau untuk mempopulerkan, silakan saja," jelas Sapta.
Sapta sendiri belum mengetahui apakah pihak dari Indonesia juga diundang Malaysia dalam acara itu. Dia juga belum bisa memastikan apakah akan mengirim utusan untuk memantau acara itu.
Dalam acara itu nantinya akan diluncurkan buku yang menjabarkan industri batik Malaysia. Buku berjudul "Malaysian Batik: Reinventing a Tradition" itu akan diluncurkan pada 9 Desember.
Buku tersebut menceritakan asal mula batik, bahan-bahan, metode membatik dengan tangan dan cap serta motif-motif batik serta bagaimana batik Malaysia telah berubah menjadi kerajinan dengan cita rasa internasional. Buku tersebut menurut rencana akan diluncurkan oleh mantan Perdana Menteri Malaysia Tun Abdullah Ahmad Badawi di gedung Kuala Lumpur Convention Centre.
Event tersebut akan menampilkan lebih dari 100 stan yang memajang produk-produk batik lokal dan internasional. Selain itu juga akan ada presentasi oleh 19 ahli batik di berbagai bidang serta pagelaran busana.
Sumber: http://www.detiknews.com