Pelajaran Membatik Mulai Diajarkan di Amerika

Jakarta - Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat, Dino Patti Djalal, mengatakan saat ini pelajaran membatik telah masuk dan menjadi mata pelajaran di sekolah di Amerika Serikat (AS).

"Baru mulai pada satu sekolah yakni di Chicago. Kami mengundang satu orang pembatik ke Amerika untuk mengajar seni batik sebagai pelajaran seni Indonesia," kata Dino Patti Djalal saat membuka pameran "American Batik Exhibition" di Jakarta, Selasa malam.

Ke depannya, lanjut Dino, tak hanya satu sekolah saja tetapi banyak sekolah yang ada di AS. Terlebih lagi, masyarakat AS sangat mengapresiasi dan memahami Batik Indonesia.

"Kita juga hendaknya memberi ruang kepada mereka untuk menginterpretasikan batik ke dalam dunia mereka agar batik menjadi mendunia," ujar Dino.

Dubes Dino juga menyerukan agar masyarakat Indonesia tidak memandang semakin populernya batik tersebut dalam arti sempit.

"Selama nyawanya masih batik, saya kira tidak masalah. Kita jangan berpikiran sempit, dengan mengatakan budaya kita dicuri. Kalau dicuri berbeda kasusnya, misalnya kamu punya "handphone" lalu saya ambil, maka itu dinamakan dicuri. Sedangkan batik berbeda kasusnya, karena ketika kita mengajarkan mereka tentang batik ilmu yang kita miliki tidak hilang," jelas dia.

Ia juga percaya bahwa batik akan semakin kuat dan semakin menyebar ke seluruh dunia. Tak hanya batik dengan budaya Indonesia tetapi juga Amerika Serikat, Jepang, China dan lain sebagainya.

"Namun jangan dilupakan bahwa tanggung jawab menjaga batik terletak pada diri kita sendiri. Jika suatu waktu batik tak lagi menjadi seni yang mendominasi kita adalah salah kita sendiri," tambah dia.

"American Batik Exhibition" menampilkan sembilan karya batik Indonesia yang didesain oleh warga Amerika dengan sentuhan pesan, variasi, interpretasi dan gaya Amerika. Batik itu merupakan cerminan akulturasi budaya yang harmonis antara Indonesia dan Amerika, melalui batik.

Sembilan batik tersebut merupakan desain terbaik pilihan kompetisi mendesain Batik Amerika (American Batik Design Competition) pada tahun lalu, yang telah diproses menjadi kain batik tulis oleh Brahma Tirta Sari Batik Studio, Yogyakarta.

Kompetisi tersebut mengambil inspirasi dari keberadaan batik sebagai peninggalan warisan budaya yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya.

"American Batik Design Competition" mendapatkan respon yang sangat positif di kalangan desainer Amerika dan telah mendorong para desainer muda dan artis Amerika mempelajari batik Indonesia dari dekat dan secara lebih dalam.

-

Arsip Blog

Recent Posts