Pekalongan, Jateng - Asosiasi Eksportir dan Produsen Handycraft Pekalongan kesulitan mencari tenaga pembatik tulis halus, karena sebagian masyarakat lebih memilih bekerja di sektor lain. Demikian dikatakan Ketua Asephi Pekalongan Romi Oktabirawa di Pekalongan, Jawa Tengah, Ahad (12/2).
"Minat masyarakat bekerja sebagai pembatik tulis halus kini cukup rendah, sehingga kondisi ini dikhawatirkan mengancam kelestarian batik setempat," kata Romi. "Dari hasil penelitian pada sejumlah daerah Kota/Kabupaten Pekalongan, sumber daya manusia perajin batik tulis halus kini makin langka sehingga produk batik turun."
Selain itu, kata Romi, langkanya tenaga perajin batik tulis halus itu juga dikhawatirkan bisa mengancam kelestarian kerajinan batik. Padahal, batik sudah diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia.
Romi mengatakan, Asephi juga mengkhawatirkan produk tekstil bermotif batik asal negara lain, yang kini membanjiri di sejumlah pasaran daerah. "Jujur saja, jika kondisi ini dibiarkan maka akan mempersulit proses pelestarian kerajinan batik tulis halus, karena masyarakat ada kecenderungan mulai meninggalkan produk lokal," katanya.
Romi mengatakan, untuk menghadapi persoalan yang sedang dihadapi pengusaha batik ini, maka pemerintah diminta membantu mencari terobosan atau solusi untuk mengatasi masalah itu. "Kami berharap pemerintah bisa mengadakan workshop tentang batik dan membuka balai latihan kerja, untuk memberikan pelatihan khusus tentang membatik," katanya.(Ant/SHA)
Sumber: http://berita.liputan6.com