Casablanca, Maroko - Dalam rangka memeriahkan dan mensukseskan pagelaran seni dan budaya khas Indonesia di Maroko, para pelajar Indonesia di Maroko yang tergabung dalam organisasi Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Maroko dengan kompak ikut berpartisipasi pada acara ini.
Acara ini berlangsung di auditorium universitas Hassan II Casablanca kerjasama antara universitas Hassan II dan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Rabat pada hari Ahad (17/03/2013) .
"Sebelumnya acara ini dibuka langsung oleh Duta Besar Republik Indonesia Untuk Kerajaan Maroko H. Tosari Widjaja dengan menjelaskan Indonesia secara global dan hubungan bilateral yang terjalin antara Maroko dan Iindonesia dengan dilanjutkan seminar bersama Prof Dr. Mariam Ait Ahmed selaku Presiden Asosiasi Persaudaraan Maroko-Indonesia dengan tema Indonesia dan Maroko di masa depan dalam membangun jembatan peradaban," uUjar Nizar Presto salah satu pelajar STAINU yang menghadiri acara ini.
“Sebetulnya hubungan yang terjalin antara Maroko dengan Indonesia sudah sangat lama sekali mulai dari zamanya Ibnu Batutoh sang petualang ulung dari kota Tangeir-Maroko, Syekh Maulana Malik Ibrahim, Imam Bonjol yang mengganti namanya karena bertujuan supaya bisa lebih dekat dengan orang Indonesia dan masih banyak lagi ulama-ulama Maroko yang menyebarkan islam di tanah Indonesia begitu juga ketika di adakannya Konfrensi Asia Afrika di Bandoeng," jelas Prof Dr. Mariam Ait Ahmed.
Demi Allah saya berkata dengan sebenarnya, lanjut Prof Dr. Mariam Ait Ahmed, ketika saya berkunjung ke Indonesia saya sangat terpukau sekali ketika mendengar suara adzan di Indonesia yang bersaut-sautan dan ketika mendengar masyarakat Indonesia membaca al-Qur’an. Saya pun berpikir kok bisa jumlah masyarakat yang sampai 297 juta, sekitar 90% darinya bisa masuk islam secara damai tanpa perang.
Ia juga merasa bangga ketika mengetahaui ternyata kitab-kitab yang di gunakan oleh kebanyakan pesantren di Indonesia didalam mempelaajri gramatikal bahasa araba adalah karangan dari ulama Maroko. Seperti kitab Al-Jurmiyah yang dikarang oleh Muhammad bin Muhammad bin daud As-sonhaji, disisi lain banyak juga pesanteren yang mengamalkan kitab Dalailul Khairat yang dikarang oleh Syekh Sulaiman Jazuli dan tentunya masih banyak lagi kitab-kitab yang menjadi rujukan para santri Indonesia.
Adapun seni dan budaya yang ditampilkan adalah musik rebana, tari saman, tari payung, tari merak dan pencak silat yang mana semuanya itu dimainkan oleh para pelajar Indonesia di Maroko yang tergabung dalam organisasi Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Maroko berkolaborasi dengan para pelajar STAINU Jakarta di Maroko. Tidak mau ketinggalan, para pelajar dari universitas Hassan II Casablanca juga ikut unjuk gigi dengan menampilkan fashion show batik khas Indonesia. Para pengunjung terlihat begitu apresiatif tatakala disuguhi aneka masakan tradisosnal khas Inodesia.
Adapun tujuan dari di adakanya pagelaran budaya oleh pihak universitas adalah untuk mempererat hubungan antara Maroko dan Indonesia dalam berbagai bidang seperti bidang politik, keilmuan, budaya, peradaban, ekonomi dan lain sebagainya.
Acara ini juga dihadiri oleh local staff dan home staff KBRI Rabat, rektor universitas Hassan II, para pelajar Indonesia di Maroko dan mahasiswa universitas Hassan II Casablanca beserta warga setempat.
Sumber: http://www.hidayatullah.com