Semarang, Jateng - Universitas Negeri Semarang menggelar Festival Jajan Pasar dan Batik se-Jawa Tengah, Jumat, dengan menampilkan beragam kuliner lokal dan batik unggulan berasal dari berbagai daerah.
Puluhan gerai menyajikan sejumlah jajanan tradisional daerah masing-masing, seperti tiwul dari Wonogiri, dadar gulung dari Kota Semarang, hingga dawet ayu yang menjadi khas Banjarnegara.
Sebagian gerai itu dikelola oleh para mahasiswa Unnes sesuai dengan daerah asalnya yang tergabung dalam komunitas mahasiswa daerah, seperti Keluarga Mahasiswa Batang Unnes "Kembang Sutra".
Menurut Ketua Panitia Festival Jajan Pasar dan Batik Widodo, pergelaran itu memang untuk menampilkan jajanan atau hidangan kuliner unggulan masing-masing kabupaten atau kota di Jateng.
"Ada sekitar 17 stan yang mengangkat kuliner lokal masing-masing kabupaten atau kota. Kebanyakan setiap stan mengangkat satu jajanan unggulan daerahnya, meski ada beberapa yang lebih dari satu," katanya.
Ia menjelaskan selama ini jajanan tradisional yang banyak ditemui di pasar-pasar daerah setempat itu sebenarnya tidak kalah dari sisi kelezatan dan kandungan gizinya dengan makanan modern.
Bahkan, kata dia, justru lebih menyehatkan karena tidak memakai bahan pengawet dan mengandung nilai kearifan lokal daerah setempat yang bahan-bahannya berasal dari potensi alam daerahnya.
"Kebetulan, kami hanya menggelar festival ini satu hari. Semua makanan yang ditampilkan di sini hampir semuanya ludes terjual. Ini membuktikan bahwa jajanan tradisional sangat diminati," kata Widodo.
Rektor Unnes Prof Sudijono Sastroatmodjo mengapresiasi kegiatan yang mengangkat potensi lokal daerah di Jateng, yakni jajanan pasar dan batik yang berasal dari berbagai daerah.
"Jajanan pasar diolah dari bahan-bahan yang bernilai gizi bagus, misalnya dari ubi-ubian. Selama ini, kebanyakan orang hanya mengenal makanan dari beras. Kalau tidak makan nasi ada yang kurang," katanya.
Sumber: http://www.antaranews.com