Den Haag, Belanda - Daya tarik utama Pasar Malam Indonesia di Den Haag, Belanda adalah kios makanan yang menawarkan menu Nusantara, yang digelar di Lapangan Maeveld, 20-24 Maret.
Aneka menu itu yang sudah dipasang sehari sebelum Pasar Malam Indonesia (PMI) dimulai, Selasa (19/3/2013). Waktu di Den Haag terpaut enam jam lebih lambat dibandingkan dengan waktu Indonesia bagian barat (WIB).
Wartawan Kompas, Didit Putra Erlangga, melaporkan dari Den Haag, beberapa restoran mereka menawarkan menu yang akrab di lidah warga Belanda, seperti sate ayam seharga 5,5 euro untuk tiga tusuk, sedangkan nasi goreng seharga 8,5 euro.
Beberapa makanan kecil juga ditawarkan, seperti pisang goreng maupun gorengan senilai 1 euro, lumpia mini 2,5 euro.
Makanan khas daerah turut ditawarkan seperti siomay Bandung tanpa alarm, nasi padang jengkol seharga 9,5 euro. Dari Jawa Timur juga ada nasi rawon seharga 8,5 euro. Restoran minang juga menawarkan menu gulai tunjang dengan harga 8 euro.
"Kami mengusahakan agar harga pameran tidak terpaut jauh dari harga restoran," ujar Lili, pengelola restoran Maduratna di Kota Delft.
Menurut Lili, dia berharap animo pengunjung tetap tinggi seperti tiga pelaksanaan sebelumnya.
PMI digelar rutin sejak tahun 2010, untuk mempromosikan Indonesia lewat kuliner di Belanda. Sasaran dari PMI adalah warga negara Indoneasia berikut keturunannya, serta generasi muda saat ini.
Even itu pun diikuti Angkasa Pura II, Pelindo, dan Dinas Pariwisata Kota Bandung.
Sumber: http://internasional.kompas.com