Kuala Lumpur, Malaysia - Indonesia sejak 2008 terus mencatatkan diri sebagai peserta dalam Chingay Parade atau biasa disebut parade jalanan di Singapura yang kali ini menampilkan aneka tarian dan kesenian dalam satu rangkaian yang bertemakan "eksotik borneo".
"Keikutsertaan Indonesia berdampak positif dalam merapatkan hubungan dengan Singapura sekaligus turut mempromosikan pariwisata ke masyarakat dunia," kata Duta Besar Republik Indonesia untuk Singapura, Andri Hadi dalam siaran pers yang diterima, Selasa.
Dubes Andri menjelaskan Singapura merupakan penyumbang turis terbesar ke Indonesia dan pada 2012 jumlahnya 1,2 juta turis.
Indonesia dalam parade jalanan tersebut menerjunkan 250 penari yang berasal dari Kutai Timur, Sanggar Greget Semarang, Sanggar UPI (Universitas Pendidikan Indonesia) Purwakarta, Asosiasi Pencak Silat Tradisional Banten Indonesia (APTBI), Nusantara Arts Forum (NAF) serta siswa-siswi Sekolah Indonesia Singapura.
Mereka membawakan tarian tradisonal masing-masing daerahnya yang digabungkan dengan permainan Bola Api yang ditampilkan oleh APTBI, sehingga terlihat berbagai macam keunikan didalamnya. Permainan bola api ini menampilkan aksi melempar bola, menendang bola, serta sembur api.
Parade Jalanan (Chingay Parade) yang telah berlangsung selama dua hari (22 hingga 23 Februari) di Lintasan Formula Satu, Singapura itu dihadiri tidak kurang dari 300 ribu penonton mancanegara.
Sementara itu, Sekretaris Ketiga Fungsi Penerangan, Sosial, Budaya KBRI Singapura, Prairie Maharwati menjelaskan acara parade jalanan itu disiarkan diseluruh dunia dan dibuka oleh Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong.
Sedangkan acara ditutup keesokan harinya oleh Presiden Singapura Tony Tan, dan juga dihadiri Duta Besar RI Andri Hadi beserta Ibu.
KBRI Singapura, kata dia, telah berpartisipasi dalam Chingay Parade sejak tahun 2008, dan menampilkan antara lain Reog Ponorogo, Solo Batik Carnival, Tari Prajuritan dan Sisingaan.
"Chingay merupakan tempat yang bagus untuk memperkenalkan kebudayaan Indonesia dan meningkatkan komunikasi antar masyarakat," ungkapnya.
Sedangkan peserta dari Singapura sendiri menampilkan sekitar 400 peserta yang tergabung didalam grup kuliner yang didalamnya terlihat aksi tarian, berselancar menggunakan sepatu roda, dan tentunya memasak. Selain itu terdapat juga tampilan dari ras Melayu, India, dan China.
Peserta lainnya yaitu datang dari Jepang, Filipina, Korea Selatan, Malaysia dan Perancis ini dengan jumlah 3000 peserta.
Sumber: http://www.antaranews.com