Upacara Saparan Kalibuko

Kalibuka adalah sebuah pedusunan di Desa Kalireja, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo. Terdapat dua pedukuhan yaitu Kalibuka I dan Kalibuka II. Upacara Adat Saparan Kalibuka dilaksanakan di kedua pedukuhan ini.

Sejarah Upacara Saparan Kalibuka adalah kisah perjalanan Sunan Kalijaga ketika melakukan siar agama ke arah Selatan dan berhenti di suatu tempat yang datar untuk berbuka puasa. Sunan Kalijaga berkata, “Sesuk nek ana rejaning jaman, tak jenengake desa Walibuka.” (besok jika ada kesejahteraan zaman, tempat ini saya sebut desa Walibuka). Mereka makan nasi putih dengan lauk sate lengkap dengan bumbunya. Nasi sisa makanan yang berceceran di tempat mereka berbuka puasa tumbuh menjadi pohon besar dan tusuk sate (sujen) menjadi rumpun bambu yang ada di daerah Sebatur. Bumbu sate yang terbuat dari asem tercecer menjadi pohon asem yang sampai sekarang masih hidup dan dirawat dengan baik. Tempat ini sekarang dipakai sebagai tempat menyelenggarakan Upacara Adat Saparan Kalibuka.

Upacara Adat Saparan Kalibuka diselenggarakan pada Selasa Kliwon atau Jumat Kliwon pada bulan Sapar. Upacara ini biasanya diadakan bersamaan dengan tradisi bersih desa atau merti dusun yang diawali dengan membersihkan tempat upacara dan jalan menuju ke Sebatur. Biasanya rumpun bambu dibersihkan dan pagar bambu diganti dengan yang baru. Pada malam harinya diadakan tahlilan dan tirakatan di Sebatur.

Esok harinya, penduduk Kalibuka menyembelih kambing berbulu putih dengan bulu hitam yang melingkar di badannya seperti kendhit/sabuk (biasa disebut wedhus kendhit dalam bahasa Jawa). Kambing diambil kulit dan dagingnya untuk dimasak para lelaki dusun Sebatur dan tidak boleh dicicipi. Kepala kambing dibawa dalam kirab menuju ke Balai Desa Kalireja lalu dibawa ke Sebatur dengan diiringi tenong berisi sesajian dan kesenian khas Kulon Progo termasuk Slawatan karena tradisi ini dimaksudkan untuk menolak bala.

Sesampainya di Sebatur, kepala kambing didoakan oleh Rois dan ditanam. Doa-doa diucapkan oleh Rois agar diberi keselamatan bagi seluruh penduduk Dusun Kalibuka. Tugas juru kunci adalah membakar kemenyan dan mohon perlindungan dari dhanyang Kalibuka yang ngreksa pundhen Sebatur, antara lain Kyai Kentol Bausetika dan Nyai Kentol Ngamben. Setelah prosesi doa diadakan kenduri yang diikuti oleh penyelenggara danpeserta, sedangkan kaki kambing ditanam di empat penjuru Sebatur. Kemudian daging kambing yang dimasak kaum laki-laki dimakan bersama-sama oleh seluruh peserta upacara untuk mengakhiri Saparan Kalibuka.

***

Sumber: http://betrikadea.blogspot.com/2011/08/v-behaviorurldefaultvml-o.html

-

Arsip Blog

Recent Posts