Wagubsu dan Sultan Deli Ajak Warga Lestarikan Budaya Melayu

Medan, Sumut - Wakil Gubernur Sumatera Utara Ir.H.Tengku Erry Nuradi, M.Si mengajak warga melestarikan adat budaya Melayu di Sumatera Utara.  Kekayaan. Budaya dan peninggalan Melayu, seperti Istana Maimoon  menurutnya harus terus dilestarikan sebagai identitas daerah.
“Mari terus jaga dan pelihara  budaya Melayu dengan menjaga peninggalan dan melestarikannya di tengah kehidupan kita, ” ajak Wagubsu dalam sambutannya pada acara Gala Dinner Bersempana Ulang Tahun Istana Maimun ke 125 di Istana Maimun Jl. Brigjen. Katamso Medan , Minggu ( 25/8).
Wagubsu mengatakan  bahwa pelestarian peninggalan Melayu salah satunya Istana Maimoon amat penting guna merefleksikan kejayaan dan semangat juang pelaku sejarah pada masa silam.
Karena itu, pesan Wagubsu , tugas yg harus diemban oleh setiap warga melayu khsusnya kaum kerabat istana Maimon  adalah menjaga kelestarian dan mengembangan nilai-nilai sejarah dan budaya yang masih ada saat ini. “Salah satunya adalah menjaga kelestarian Istana Maimoon yang telah berusia 125 tahun” tuturnya
Wagubsu  menilai Budaya melayu merupakan budaya yang sudah mengakar di sebagian besar penduduk Indonesia, bahkan bahasa resmi Indonesia berasal dari bahasa Melayu.
Lebih jauh Wagubsu menjelaskan bahwa bila berbicara tentang sejarah Melayu, sedikitnya ada tiga hal yang perlu dicermati. Pertama Melayu merupakan rumpun yang tidak terikat oleh sekat  kultural dalam wilayah administratif tertentu,
melainkan tersebar ke berbagai daerah di Indonesia  dan berbagai negara di dunia termasuk China dan Afrika Selatan.
Kedua, lanjutnya, bahwa rumpun melayu telah berhasil membangun suatu budaya yg bisa bertahan terutama di kawasan Asia Tenggara selama berabad-abad, meskipun berada dalm penindasan kolonialisme barat yang berusaha melemahan eksitensi masayaraat melayu.
Ketiga, melayu tidak bisa dipisahkan dengan Islam. Melayu identik dengan Islam. Ciri islam ini yang menimbulkan dan menumbuhkembangkan lahirnya pameo bahwa membela melayu berarti membela Islam, menjaga esksistensi budaya melayu berarti menjaga eksitensi budaya islam.
Dengan kenyataan itu, tentu saja menghadapi kendala dalam menjaga dan melestarikannya. Adapun tantangan yang dihadapi adalah kekokohan silaturahmi masyarakat  Melayu dan eksistensi budaya Melayu itu sendiri.
Selaian itu Wagubsu juga berpesan bahwa pelestarian peninggalan melayu deli ini amat penting guna merefleksikan kejayaan dan semangat juang pelaku sejarah pada masa silam, khususnya Sultan Makmun al-Rasyid yang mampu mebangun sebuah istana pada tahun 1888, di saat sarana dan prasarana tidak mudah didapatkan seperti saat ini.
“Tidak mudah menjaga budaya Melayu di era globalisasi saat ini. Maka diperlukan usaha lahirnya suatu “renaissence” dari kebudayaan Melayu tersebut,” tutupnya.
Sementara itu Sultan Deli ke XIV Sri Paduka Tuanku Arya Mahmud Laman Zizi dalam sambutannya bernada serupa dengan Wagubsu dimana beliau menghimbau kepada seluruh warga melayu untuk bangga sebagai Melayu dan terus melestarikan budaya Melayu.
Hadir dalam jamuan itu  Pangdam I BB. Mayjend. Burhanuddin Siagian, Kapoldasu Irjen. Drs. Syarif Gunawan, Pangkosek Hanudnas III Masma. Sungkono, Cawapres RI 2014 dari Partai Hanura Harry Tanoe Soedibyo, para Pengurus Istana Maimoon, Tokoh Melayu dan ratusan undangan lainnya.
Acara berlangsung meriah dan khidmat dengan diiringi tari persembahan dan syair syair melayu. Seluruh hadirin dibawa kepada kenangan masa lalu dengan kondisi istanaa yang masih utuh dengan segala pernak perniknya.
Amirullah 32 tahun pemuda melayu yang turut hadir mengaku tersentuh dengan pesan Sultan Deli dan Wagubsu. Dia yang berdarah melayu menjadi semangat menghidupkan kembali kebudayaan melayu dalam kehidupannya. Selama ini dia merasa Melayu khususnya di Kota Medan telah tergusur hingga kepinggiran dan kejayaannya tak terlihat lagi. “Namun malam ini merupakan malam yang membangkitkan bagi saya untuk menjaga khususnya Istana Maimoon ini, ” ujarnya.
-

Arsip Blog

Recent Posts