“Saya kira semua yang berada di ruangan ini sangat memaklumi bahwa korupsi adalah epidemi yang telah melanda hampir seluruh lapisan pemerintah di negara yang kaya ini. Namun, kekayaan yang besar tersebut belum mampu meningkatkan kesejahteraan sebagian besar anggota masyarakat, karena korupsi telah menyebabkan kekayaan yang besar hanya dimonopoli oleh segelintir warga bangsa, baik yang sedang memegang jabatan strategis di lembaga pemerintahan maupun pasangan kolusi mereka di berbagai bidang kehidupan”.
Demikian sambutan Rektor UGM Prof. Dr Sofian Effendi saat membuka Seminar Nasional dan Workshop Anti Korupsi di Auditorium Magister Manajemen UGM hari Rabu (15/2/2006). Sebagai pimpinan UGM, dirinya sangat bangga dengan digelarnya seminar Anti Korupsi oleh pengurus BEM/KM UGM ini. “Ini merupakan komitmen mahasiswa untuk ikut memberantas praktek korupsi, kolusi dan nepotisme yang sedang melanda bangsa Indonesia. Upaya ini sangatlah diperlukan dan merupakan bagian dalam usaha pemerintah untuk memberantas korupsi”, ujar dosen Fisipol UGM.
Dijelaskan Pak Sofian, jumlah kekayaan negara yang menjadi sasaran korupsi amatlah besar. Menyitir pendapat Kwik Kian Gie, diperkirakan dana yang diselewengkan pada tahun 2004 jumlahnya sangat fantastik Rp 444 trilyun, lebih besar dari APBN yang besarnya Rp 370 trilyun. “Kebocoran APBN mencapai 20 persen. Kalau benar perkiraan yang dibuat Pak Kwik, berarti kebocoran anggaran karena korupsi adalah dua setengah kali anggaran pendidikan nasional, lebih besar dari pinjaman luar negeri pemerintah”, tambah Pak Sofian.
Lebih lanjut Rektor UGM mengungkapkan bahwa dirinya tidak sepaham dengan banyak pengamat yang beranggapan jika di negara Indonesia, korupsi telah menjadi budaya bangsa. “Bagi sebagian besar rakyat Indonesia, apakah ulama, cendekiawan atau bahkan warga masyarakat biasa tetap memandang korupsi adalah perbuatan tercela. Oleh karena itu masih cukup besar peluang bangsa ini untuk mengikis praktek korupsi, seperti yang pernah dilakukan oleh Korea Selatan, Hongkong, dan Singapura, yang dimasa lalu dilanda juga oleh praktek korupsi yang hampir endemik”, harap dosen MAP UGM dalam sambutannya (Humas UGM).
Sumber: ugm.ac.id, 15 Februari 2006