Jakarta - Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi berambisi menjadikan Indonesia sebagai negara kiblat fashion muslim dunia khususnya busana wanita. Mimpi ini dinilai sangat rasional karena negara muslim seperti Arab Saudi tidak punya fashion yang menarik.
Menurut Lutfi, model fashion wanita muslim di Arab Saudi hanya mengandalkan cadar. Dia yakin fashion Indonesia yang beragam bakal melibas model busana muslim dari Timur Tengah.
"Indonesia harus menjadi Milan-nya, atau Paris-nya fashion wanita muslim di dunia. Saudi sekarang cuma pakai cadar segala macam. Indonesia punya batik yang baik dan sopan," ucap Lutfi di kantornya, Jakarta, Jumat (21/3).
Lutfi mengklaim, pertumbuhan fashion wanita muslim Indonesia saat ini nomor satu dunia. Dia menyebut, Indonesia telah melibas Malaysia. Namun demikian, hal ini masih harus terus ditingkatkan agar Indonesia benar-benar jadi kiblat fashion wanita muslim dunia.
"Pertumbuhan kita di website memang nomor 1 itu Indonesia, nomor dua dan ketiga Malaysia. Tapi kita harus ada perbaikan. Kita jadi kiblat fashion islam. Jadi nanti mereka yang beli (fashion) ke Indonesia," tutupnya.
Sebelumnya, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi kreatif menargetkan Indonesia harus bisa menjadi sub produk fesyen dunia pada 2025. Ambisi lebih tinggi dicanangkan buat industri busana muslim.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu menyatakan, untuk busana muslim, Indonesia harus jadi pemimpin pasar enam tahun lagi.
"Indonesia dengan penduduk Islam paling besar, harusnya kita bisa mencapai the best muslim fashion country pada 2020," ujarnya saat membuka Indonesia Fashion Week ke-3, di JCC Senayan, Jakarta, Kamis (20/2).
Impian menjadi pemimpin pasar ini kata Mari tidak muluk-muluk. Alasannya, ditopang dari penjualan dalam negeri saja, industri fesyen bisa tumbuh tinggi. Sebab, kelas menengah di Indonesia terus bertambah, bahkan menyentuh 140 juta jiwa beberapa tahun mendatang.
"Artinya banyak orang mampu beli busana yang didesain perancang, walaupun harganya mahal. Ini potensi untuk orang kreatif kita," tuturnya.
Sumber: http://www.merdeka.com