Terengganu, Malaysia - Gasing merupakan permainan tradisional Melayu yang hampir lapuk tergerus zaman. Akan tetapi, tidak demikian halnya bagi masyarakat Kuala Terengganu, Malaysia, yang menganggap permainan gasing adalah salah satu warisan kebudayaan yang harus tetap dijaga.
Kompas.com pun berkesempatan melihat permainan tradisional tersebut saat berada di Terrapuri Heritage Village, Kampung Mangkuk, Penarik, Setiu, Terengganu, bersama peserta Terengganu International Squid Jigging Festival 2014. Permainan itu dinamakan gasing terbang oleh penduduk setempat.
Perbedaan gasing terbang dan gasing-gasing tradisional pada umumnya adalah ukuran. Gasing terbang memiliki diameter kurang lebih 15 cm dan berat 4 kilogram. Selain itu, di bagian sisi luar gasing juga diberi lilitan timah untuk memberikan berat ideal agar bisa berputar lebih lama dan seimbang.
Proses memainkan gasing terbang juga tidak sembarangan. Jika di beberapa daerah Indonesia gasing identik menjadi permainan anak-anak, di Terengganu, gasing menjadi permainan bagi orang-orang yang sudah berpengalaman.
Maklum, proses melilit tali pada gasing pun harus membutuhkan bantuan pohon agar lemparan gasing bisa kuat. Selain itu, salah satu seorang pemain lainnya siap menunggu lemparan tersebut untuk mengangkat gasing sebelum ditaruh di wadah berwarna biru agar gasing tetap berputar lama.
Banyak cerita mengenai asal muasal kemunculan permainan gasing terbang di Terengganu. Namun, salah satu pemain gasing menuturkan bahwa gasing awalnya diciptakan sebagai alat memburu binatang.
Para pemburu tersebut, kemudian membuat sejenis permainan yang sama untuk sekadar mengisi waktu luang. Seiring perkembangannya, permainan itu pun terus berkembang hingga menjadi salah satu mainan tradisional yang disebut gasing terbang.
Sumber: http://travel.kompas.com