Jakarta - Kain batik atau tenun kerap jadi primadona dalam memamerkan kekayaan budaya Indonesia, namun tidak begitu dengan perhiasan. Dari situlah Manjusha Nusantara lahir, produsen replika perhiasan kuno dari berbagai daerah di Indonesia yang dibentuk Ina Symonds, Ria W Glenn, Terry W Supit, dan Yasmin Wirjawan, pada 2011 silam.
Ria mengatakan, dia dan rekan-rekannya memang memiliki perhatian lebih pada perhiasan. Mereka menyayangkan pamor perhiasan kuno Indonesia kurang terangkat dibandingkan kain tradisional seperti batik dan tenun.
Melalui Manjusha Nusantara yang berarti sekotak perhiasan nusantara, mereka ingin mengajak perempuan Indonesia untuk mengenal perhiasan kuno tanah air.
"Tujuan kami adalah membuat perhiasan Indonesia dipakai untuk fashion sehari-hari," kata Ria di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta, Jumat petang (28/3).
Ragam koleksi perhiasan kuno Indonesia dari berbagai daerah telah diproduksi, misalnya dari Sulawesi, Sumatera Selatan dan Bali. Ria mengungkapkan Manjusha Nusantara sedang mempersiapkan koleksi baru perhiasan Jawa klasik dari abad keenam dan ketujuh.
Membuat replika perhiasan kuno membutuhkan kerja keras karena mereka harus menggali referensi dari sumber terbatas, di antaranya buku, museum, dan pameran-pameran yang menampilkan benda bersejarah itu.
Bila ingin membuat replika perhiasan yang referensinya sulit didapatkan, informasi pun dihimpun lewat cara lain seperti mengamati relief-relief arca yang menampilkan perempuan dengan perhiasan.
Terkadang mereka juga harus memutar otak untuk meniru metode pembuatan perhiasan yang tepat agar hasilnya memuaskan. Ada perhiasan yang bagian-bagiannya dibongkar agar misteri pembuatannya terkuak, ada pula yang direplika dengan cara lain.
Perhiasan berbahan tembaga yang disepuh emas atau perak dan dibanderol hingga jutaan rupiah diharapkan bisa lebih dari sekedar pemanis penampilan.
Selain sebagai aksesori, perhiasan nusantara ini dapat menjadi cara baru memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia. Oleh karena itu, para pendiri Manjusha siap berpromosi tentang kebudayaan Indonesia lewat perhiasan yang mereka pakai.
"Kami berempat kalau bepergian sebisa mungkin harus tahu sejarah perhiasan yang kami pakai," imbuh dia.
Sumber: http://www.antaranews.com