Pekanbaru, Riau - Pelaksana tugas Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachmand, menyatakan pemerintah Provinsi sudah mengeluarkan edaran mewajibkan setiap kegiatan di wilayah setempat menampilkan tari persembahan dan pantun Melayu guna mencapai visi Riau 2020 jadi pusat budaya Melayu di Asia Tenggara.
"Semua kegiatan yang sifatnya resmi kami anjurkan menampilkan tari persembahan sebagai pembukaan acara dan MC (pembaca acara) juga harus membaca pantun," ungkap Pelaksana tugas Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachmand, Minggu, di Pekanbaru.
Andi menjelaskan Provinsi Riau mulai saat ini harus berbenah diri dalam memperkenalkan budaya Melayu bagi semua kalangan terutama para tamu dan pendatang yang berkunjung ke wilayah tersebut.
"Makannya pengenalan budaya itu dimulai dari setiap awal acara agar menandakan tari persembahan budaya asli Melayu dalam menyambut tamu dengan sajian tepak sirihnya,"urai dia.
Tari persembahan atau identik dengan makan sirih adalah salah satu tari tradisional atau tari klasik Melayu yang umumnya dipentaskan untuk menyambut dan dipersembahkan untuk menghormati tamu agung yang datang.
Tari makan sirih hingga kini masih sering dipertunjukkan dalam perhelatan-perhelatan besar untuk menyambut tamu. Oleh karena itu, tari ini disebut juga dengan Tari Persembahan Tamu.
Gerakan Tari Makan Sirih umumnya menggunakan gerakan pada Tari Lenggang Patah Sembilan.
Meskipun demikian, ada perbedaan nama gerakannya di mana untuk Tari Makan Sirih hanya terdapat dua gerakan saja, yaitu gerakan lenggang patah sembilan tunggal dan ganda.
Sedangkan pada Tari Lenggang Patah Sembilan terdapat tiga bagian gerakan, yaitu lenggang di tempat, lenggang memutar satu lingkaran, dan lenggang maju atau berubah arah.
Penari Tari Makan Sirih ini harus memahami istilah-istilah khusus dalam tarian Melayu, seperti igal (menekankan pada gerakan tangan dan badan), liuk (gerakan menundukkan atau menganyunkan badan), lenggang (berjalan sambil menggerakkan tangan), titi batang (berjalan dalam satu garis bagai meniti batang), gentam (menari sambil menghentakkan tumit kaki), cicing (menari sambil berlari kecil), legar (menari sambil berkeliling 180 derajat), dan lainnya.
Tari Makan Sirih termasuk tari yang bertema gembira. Tari ini diriingi oleh musik khas Melayu yang rancak serta lagu Makan Sirih.
Tari Makan Sirih mengandung nilai-nilai luhur antara lain disiplin dan kesabaran. Nilai ini tercermin dari ragam gerak tari yang harus dipelajari dengan kedisiplinan dan kesabaran agar dapat menguasai tari ini dengan baik.
Salah satu syarat untuk dapat menarikan tari Melayu adalah sang penari dapat menjiwai setiap gerakan, bukan hanya sekadar melenggang saja.
"Pementasan tari ini dalam setiap pembukaan acara merupakan upaya pelestarian budaya Melayu. Ketika mementaskan tari ini, sebenarnya ada tiga hal yang dilestarikan, yaitu tari, lagu, dan busana Melayu," tutup Andi.
Sumber: http://www.antaranews.com