Kulonprogo, DIY - Setiap kantong budaya dinilai perlu mendapatkan pembinaan dan pendampingan intensif dalam mengelola kekayaan seni budaya di desa masing-masing.
Bukan hanya perkara menggelar pementasan atau pertunjukan, melainkan juga inovasi agar seni budaya setempat bisa beradaptasi dengan kemajuan zaman.
Sekretaris Dinas Kebudayaan (Disbud) Kabupaten Kulonprogo, Joko Mursito mengatakan, selama ini fasilitasi kegiatan kantong budaya cenderung dengan mengadakan pentas melalui alokasi dana keistimewaan.
Menurut dia, sudah saatnya Pemerintah Kulonprogo mengintensifkan pembinaan serta pendampingan. “Harapannya, kegiatan kantong budaya bisa terus berjalan dan berkembang,” ucap Joko, Selasa (15/3/2016).
Upaya tersebut salah satunya diwujudkan dalam bentuk pembinaan kesenian bagi nondesa budaya seluruh Kulonprogo di Gedung Yayasan Dharmais, Sendangsari, Pengasih, Kulonprogo. Kegiatan itu digelar selama dua hari hingga Rabu (16/3/2016). Pesertanya tercatat sebanyak 60 orang perwakilan pengurus kantong budaya.
Pada hari pertama, peserta mendapatkan materi seputar kebijakan pemerintah dan regulasi terkait pelestarian seni budaya daerah. Sedangkan materi hari kedua lebih aplikatif, seperti menumbuhkan kreasi dan inovasi produk seni budaya yang sudah ada sebelumnya di desa masing-masing.
“Pelestarian seni budaya itu hukumnya wajib, sedangkan pengembangannya adalah sunah,” kata Joko.
Pelestarian seni budaya lokal perlu didukung inovasi agar tidak tertinggal perkembangan kemajuan zaman. Pengaruh globalisasi juga perlu diantisipasi agar tidak menggusur seni budaya lokal begitu saja.
Joko lalu memaparkan, inovasi produk yang sudah dikembangkan di Kulonprogo antara lain batik geblek renteng, senam angguk, sendratari Sugriwa Subali, hingga kolaborasi musik modern degan alat musik tradisional krumpyung.
Joko menambahkan, pembinaan kantong budaya juga merupakan persiapan memilih rintisan desa budaya baru. Hal itu karena setidaknya ada tiga rintisan desa budaya yang statusnya bakal naik jadi desa budaya dalam waktu dekat. Diantaranya yaitu Desa Sogan di Wates, Tayuban di Panjatan, dan Kalirejo di Kokap.
Sumber: http://www.harianjogja.com