Depok, Jabar - Sekitar 35 persen lebih, penduduk Kota Depok adalah beretnis betawi. Fakta ini menunjukkan bahwa seni dan budaya betawi erat kaitannya dengan Kota Depok, dan diharapkan terus berkembang di Depok.
Karenanya, Wali Kota Depok Mohammad Idris Abdul Shomad berjanji akan memfasilitasi serta memberikan perhatian penuh untuk berkembangnya seni budaya betawi khas Depok, di Kota Depok.
Bahkan ia juga berjanji akan mengusulkan ke Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan agar seni budaya betawi khas Depok ini dimasukkan dalam kurikulum pendidikan di Kota Depok.
"Jadi tidak menutup kemungkinan seni budaya ini akan dimasukkan dalam kurikulum pendidikan di Depok. Kami akan usulkan kepada Gubernur Jawa Barat untuk dimasukkan ke dalam kurikulum," kata Idris dalam acara Syukuran Akbar Pendekar Kota Depok dan Deklarasi Lembaga Usaha Melestarikan Seni dan Budaya Kota Depok (Lumbuk) di Halaman Balai Kota, Depok, Minggu (13/3/2016).
Menurut Idris sudah kewajiban pemerintah Kota Depok memfasilitasi agar seni dan budaya di Kota Depok semakin maju dan meningkat. "Serta mampu memberdayakan pelaku seni dan budaya," kata Idris.
Ia mengatakan Kota Depok sebagai kota urban tidaklah salah kalau para pelaku seni dan budaya bisa menciptakan seni budaya kreatif.
"Ciptakan budaya akulturasi yaitu seni budaya asli lokal dicampur budaya lain," katanya dihadapan perwakilan dari 77 perguruan silat di Kota Depok yang hadir dalam acara syukuran ini.
Pendekar yang dalam budaya betawi lebih diartikan sebagai petarung dengan seni bela diri pencak silatnya, dalam acara syukuran ini, mereka juga dianggap sebagai pecinta dan penjaga seni budaya di Kota Depok.
Dalam acara syukuran itu, dimeriahkan pula dengan sejuah penampilan atraksi silat serta pengalungan sarung pendekar kepada Wali Kota Depok Mohammad Idris dan Wakil Wali Kota Depok Pradi Supriatna.
Bahkan, Idris yang juga dikenal cukup lihai dalam pencak silat ini sempat memainkan dan memutar golok sebagai salah satu jurus dalam seni bela diri betawi pencak silat.
Usai beratraksi, Idris dan Pradi menandatangani naskah deklarasi Lumbuk sebagai pilar pengembangan seni budaya di Depok.
Menurut Idris, berkembangnya seni budaya betawi di Depok sebagai salah satu tanda bahwa Indonesia sangat kaya akan ragam seni budaya.
"Salah satu budaya Betawi yang cukup berkembang di Depok mulai dari pencak silat, ondel-ondel, lenong dan pantun. Saya berharap seni beladiri pencak silat dan lainnya bisa lebih berkembang di Depok," kata Idris.
Karenanya, kata Idris, sudah saatnya pemerintah kota bersama masyarakat di Depok melestarikan seni dan budaya ini.
Ketua Lumbuk Kota Depok, Norman Hastra menjelaskan, bahwa Lumbuk sebagai salah satu lembaga budaya mandiri ingin memberikan kontribusi nyata dan selalu berperan aktif untuk Kota Depok.
Dengan Lumbuk, kata Norman, pihaknya ingin memberikan suatu identitas atau ciri khas seni budaya Depok. "Sehingga dengan ciri khas seni budaya ini, Depok bisa dikenal secara luas baik lokal maupun nasional dan internasional," kata Norman.
Karenanya Ia berharap semua pihak membantu secara nyata untuk kelangsungan program seni dan budaya yang akan datang.
"Sekaligus memberikan ruang ekspresi penuh dalam mengembangkan seni dan budaya. Kami siap berkoordinasi dengan komunitas seni budaya yang lain untuk berekpresi dalam memberikan warna dan budaya Depok," kata Norman.
Norman mengaku cukup bangga, bahwa Wali Kota Depok, Idris, akan mengusulkan seni budaya betawi khas Depok untuk masuk dalam kurikulum pendidikan di Depok ke Gubernur Jabar "Kita berharap usulan ini bisa diterima atau paling tidak dipertimbangkan," katanya.
Sumber: http://wartakota.tribunnews.com