Semarang "Night Carnival" 2016 Diguyur Hujan

Semarang, Jateng - Pergelaran Semarang "Night Carnival" (SNC) 2016, event budaya tahunan yang digelar dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Semarang, Sabtu malam, diguyur hujan.

Ribuan orang sudah memadati jalur sepanjang 1,3 kilometer di kawasan Kota Lama Semarang, tempat penyelenggaraan pergelaran budaya yang dimeriahkan beraneka kostum unik tersebut.

Rute karnaval budaya SNC pada tahun ini dimulai dari Gereja Katolik St Yusup atau Gereja Gedangan menuju Gereja Blenduk di kawasan Kota Lama, berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Pada SNC tahun lalu, rute karnaval bergerak mulai dari Gereja Blenduk di kawasan Kota Lama menuju Balai Kota Semarang, sementara tahun sebelumnya dari Balai Kota sampai kawasan Simpang Lima.

Meski hujan tak kunjung reda, para peserta tetap melanjutkan konvoi dengan bersemangat, termasuk penonton yang tetap bertahan dan semakin membeludak di sepanjang rute karnaval berlangsung.

"Ini (SNC, red.) merupakan pergelaran yang keenam kalinya digelar. Di usia Kota Semarang yang sudah 469 tahun, tentunya kota ini sudah sangat tua," kata Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi.

Namun, Hendi, sapaan akrab Hendrar Prihadi menekankan Semarang yang semakin tua bukan menjadi renta, melainkan semakin mantab berisi, salah satunya dengan beragam festival yang digelar.

Karnaval budaya itu diisi dengan berbagai penampilan atraktif, seperti "defile" warak ngendok yang menjadi ikon Kota Semarang, dan berbagai kostum megah dan berwarna yang ditampilkan.

Keunikan kostum yang ditampilkan membuat para peserta berlomba untuk mengabadikan gambar, termasuk "selfie" dengan latar belakang peserta SNC, suasana SNC, dan kemegahan gedung tua di Kota Lama.

Hendi menambahkan tema yang diangkat dalam SNC tahun ini adalah "Fantasi Warak Ngendok" dengan mengeksplorasi beragam unsur dalam binatang imajiner itu, mulai lidah, gigi, hingga tanduknya.

"Warak ngendhok ini simbol akulturasi masyarakat di Kota Semarang. Kepala naga menyimbolkan etnis Tionghoa, badan buraq melambangkan warga Arab, dan kaki kambing melambangkan Jawa," katanya.

Meski rute SNC tidak lagi melewati Balai Kota Semarang, masih banyak masyarakat yang berkumpul di depan pusat pemerintahan Kota Atlas itu menunggu lewatnya arak-arakan budaya itu.

Turut hadir dalam parade budaya itu, Wakil Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu, beserta suami, Alwin Basri yang juga anggota DPRD Provinsi Jateng, dan jajaran muspida.

-

Arsip Blog

Recent Posts