Sidikalang, Sumut - Pemerintah Kabupaten Dairi menggelar pesta Njuah-Njuah satu hari penuh di Stadion Utama Sidikalang, Jumat (28/9). Empat ribuan warga dari seluruh kecamatan hadir memadati lokasi acara serta membawa hasil pertanian masing-masing daerah.
Bupati Dairi KRA Johnny Sitohang Adinegoro menyampaikan apresiasi atas pesta budaya tersebut. Ia mengatakan, pesta Njuah-njuah ini akan melestarikan budaya leluhur serta mempererat persaudaraan di dalam kemajukan. Dengan budaya maka tercermin sikap yang terpuji dari setiap warga masyarakat dalam bertindak dan berpikir.
Ia juga mengajak agar setiap warga Dairi untuk tetap saling menghormati dan beretika, sehingga dapat terciptanya hubungan kerjasama yang baik dan terjalin persatuan dan kesatuan sehingga dapat mewujudkan pembangunan yang mensejahterakan rakyat.
Kadis Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Dairi Drs Bonar Butar-butar melaporkan, pesta Njuah-Njuah ini dimeriahkan kontingen dari 15 kecamatan dan kontingen dari Dinas dan Badan Pemkab Dairi, organisasi pemuda Pakpak dan Dharma Wanita. Bonar juga menyampaikan dalam memeriahkan pesta Njuah-njuah ini diadakan berbagai kegiatan lomba tarian dan lagu.
Bonar Butarbutar memaparkan, tujuan pesta budaya itu adalah untuk menggali dan melestarikan potensi budaya etnis Pakpak sesuai dengan etika dan tata krama, sehingga terwujud rasa persatuan dan kesatuan di lingkungan masyarakat Dairi.
Kadis Pariwisata Propinsi Sumut diwakili seorang Kasi Dinas Pariwisata Propsu menyambut baik pesta budaya tersebut. Bantuan spanduk dan seperangkat alat musik tradisional Pakpak juga diserahkan.
Hadir dalam kesempatan itu, Wakil Bupati Dairi Irwansyah Pasi SH, Ketua DPRD, Delphi M. Ujung SH, MSi, Kapolres Dairi AKBP Enggar Pareanom S.Sos SIK, serta unsur muspida lainnya dan tokoh adat dan tokoh masyarakat Pakpak.
Pantauan Analisa, masyarakat membawa hasil tani, diantaranya jeruk manis, cabe, durian, jagung dan aneka hortikultura. Kecamatan Sitinjo juga menyuguhkan apel walau komoditas itu belum dibudidayakan di daerah ini. Sementara itu, utusan Kecamatan Parbuluan menonjolkan produksi khas, yakni kopi luwak berikut pengenalan musang sebagai organisme penghasil sebelum processing. Petani Kecamatan Silahisabungan menyuguhkan bawang merah dan ikan mujahir.
Buah tangan diserahkan kepada Bupati, KRA Johnny Sitohang Adinegoro dan Wakil Bupati Irwansyah Pasi SH bersama pimpinan daerah.
Begitupun, kehadiran anggota DPRD terbilang minim. Hanya diikuti 7 dari 30 wakil rakyat, yakni Delphi Masdiana Ujung, Agus Ujung, Pinto Padang, Dahlan Sianturi, Martini Sitinjak, Mangasa Sinaga dan Martua Nahampun.
Acara diawali doa atau "sodip" dipandu Mahadi Kudadiri. Mereka bermohon diberi rezeki serta dijauhkan dari mara bahaya. Ritual itu dilaksanakan dalam bahasa Pakpak. Sepertinya, roh nenek moyang juga dipanggil. Seterusnya, Mahadi menyemburkan "air jeruk purut" kepada hadirin.
Richard Eddy M Lingga SE anggota DPRD Sumut mengatakan, atensi pemerintah terhadap budaya lokal dipandang cukup tinggi. Penetapan menjadi kalender tahunan, plus alokasi anggaran merupakan parameter kepedulian.
Sumber: http://www.analisadaily.com