Status Batik Warisan Dunia Bisa Dicabut

Jakarta - Indonesia memiliki warisan budaya yang sedemikian rupa. Sehingga, kita sebagai generasi bangsa harus menjaganya agar tidak punah.

Salah satunya adalah batik. Warisan budaya ini tidak hanya dikenal oleh masyarakat lokal, masyarakat internasional pun menyanjungnya.

Dalam acara Pengenalan dan Workshop Membatik kepada delapan mahasiswa Queensland University of Technology (QUT), Brisbane, Australia, dosen Binus University Syahdan Indra Tjahjani mengatakan, upaya memperkenalkan batik sangat penting. Dia pun tidak bosan melakukan hal itu kepada mahasiswa Indonesia maupun mahasiswa asing.

"Untuk mahasiswa Indonesia penting sekali. Sebab, jika tidak dilestarikan akan punah," ujar dosen jurusan Arsitektur itu saat berbincang dengan Okezone, di Binus International - The Joseph Wibowo Center, Senayan, Jakarta, Selasa (2/9/2014).

Alumnus Sarjana Arsitektur Lanskap Universitas Trisakti ini melanjutkan, jika batik tidak dipertahankan, maka status warisan dunia dari UNESCO akan dicabut. Padahal, ini adalah penghargaan dunia atas eksistensi batik.

"Oleh karena itu, kita perlu memperkenalkan batik ke generasi selanjutnya. Yang belum berhasil adalah memperoleh penghargaan UNESCO tentang budaya tenun," imbuh peraih gelar master dalam bidang Lanskap Design dari Melbourne University, Australia itu.

Indra menjelaskan, acara perkenalan dan workshop mengenai batik kepada delapan mahasiswa Australia ini termasuk upaya peneguhan batik sebagai warisan dunia. Tujuannya, agar mereka mengerti proses pembuatan batik dan bahwa batik merupakan milik Indonesia.

"Supaya mereka juga bisa menghargai dari proses pembuatan membatik itu," tuturnya.

Doktor Lanscap Herritage dari Canberra University ini menyebut, kedelapan mahasiswa asal Negeri Kanguru itu sangat antusias mengikuti kegiatan. Apalagi mereka berasal dari jurusan fesyen yang memerlukan pelajaran tentang batik sebagai pengayaan materi.

"Mereka juga belajar tekstil dari beberapa negara," imbuh Indra.

-

Arsip Blog

Recent Posts