Perlu Inovasi Lagu Daerah

Jakarta - Indonesia memiliki warisan lagu daerah yang kaya, namun untuk tetap bertahan dan diterima masyarakat saat ini, musik itu harus dapat berinovasi, kata pendiri Institut Musik Daya Indonesia, Prof Tjut Nyak Deviana Daudsjah.

"Saya belum cukup mengkaji untuk menjawab sejauh mana dukungan pemerintah dalam mendokumentasi musik-musik daerah, yang saya lihat sich sudah banyak upaya-upaya ke hal itu hanya belum maksimal," katanya, di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta, Senin.

Deviana optimis musik daerah di Indonesia telah mengalami kemajuan sedikit demi sedikit, karena ada usaha-usaha baik dari pemerintah maupun seniman untuk membuat musik ini tetap bergaung.

Menurut dia, lagu-lagu daerah bermasa depan cemerlang jika didukung pendidikan musik yang memadai.

Ia menyayangkan media yang kurang mendukung program yang menampilkan musik daerah. Media saat ini masih mementingkan rating.

Untuk mendokumentasikan musik daerah Tjut Nyak Deviana Daudsjah mengemas 10 lagu daerah menjadi musik okestra yang diluncurkan dalam album Symphonic Tales of Indonesia.

Lagu-lagu itu adalah Ayo Mama, Keroncong Kemayoran, Angin Mamiri, Papaya Cha Cha, Yamko Rambe Yamko, Jembatan Merah, Cublak Cublak Suweng, O Inani Keke, Bungong Jeumpa, dan Rayuan Pulau Kelapa.

"Memang lagu-lagu yang ada di album ini tidak dapat mewakili seluruh lagu daerah di Indonesia, setidaknya saya memasukkan lagu dari Sabang sampai Merauke," katanya.

-

Arsip Blog

Recent Posts