Tanjungpinang, Kepri - Grup kesenian Makyong asal Pulau Mantang Arang, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau akan tampil di Singapura selama dua hari pada 16 sampai 17 Juli 2010 dalam acara Malam Festival Museum Nasional Singapura.
"Kesenian Makyong akan tampil didepan `Singapore Art Museum` dalam malam festival tersebut pada 16 sampai 17 Juli 2010 dan akan membawakan tiga kisah," kata Liasion Officer (LO) antara Theater Works Singapura dengan Dewan Kesenian Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Sapril Sembiring dari Singapura, Kamis.
Sapril mengatakan, personil Makyong yang berjumlah sebanyak 23 orang tersebut akan membawakan cerita "Mentimun Muda", "Raja Bungsu Sakti" dan "Wak Perambon".
Dia mengatakan, penampilan Makyong pimpinan Khalid Kasim di Singapura tersebut merupakan yang pertama kali sejak Malam Festival Museum Nasional Singapura digelar dua tahun lalu.
"Mereka diminta untuk tampil pada acara yang ketiga kali, karena Makyong merupakan salah satu hiburan pada tahun 1960 di Singapura," ujar Sapril.
Makyong merupakan seni teater tradisional masyarakat Melayu yang sampai sekarang masih digemari dan sering dipertunjukkan sebagai dramatari dalam forum internasional.
Sapril mengatakan, pada zaman dulu, pertunjukan Makyong diadakan orang desa di pematang sawah selesai panen padi.
Dramatari Makyong tersebut menurut dia dipertunjukkan di negara bagian Terengganu, Pattani, Kelantan dan Kedah. Selain itu, Makyong juga dipentaskan di Kepulauan Riau.
"Di Kepri, Makyong dibawakan penari yang memakai topeng, berbeda dengan di Malaysia yang tanpa topeng," katanya.
Sapril menjelaskan, pertunjukan Makyong dibawakan kelompok penari dan pemusik profesional yang menggabungkan berbagai unsur upacara keagamaan, sandiwara, tari, musik dengan vokal atau instrumental, dan naskah yang sederhana.
Pertunjukan Makyong diiringi alat musik seperti rebab, gendang dan tetawak.
Makyong di Indonesia mengalami kejayaannya pada masa keemasan kesultanan Riau-Lingga dan pada masa sekitar tahun 1950-an. Pada masa kejayaannya ini Makyong pernah dianggap sebagai kesenian istana.
Di Kepri, Makyong menyebar ke berbagai tempat seperti, Mantang Arang dan Kijang (Bintan Timur), Rempang/Sembulang, Dompak, Kasu, Pulau Buluh, dan Cate (daerah pinggiran Pulau Batam).
"Hingga kini di Kepri yang masih bertahan adalah Makyong di Keke Kijang dan Mantang Arang," ujarnya menambahkan. (ANT/P003)
Sumber: http://www.antaranews.com