Mbah Marijan Batal Pimpin Labuhan Merapi

Sleman (ANTARA News) - Juru kunci Gunung Merapi Ki Surakso Hargo atau Mbah Marijan, Selasa pagi batal memimpin upacara adat labuhan Gunung Merapi karena kondisinya belum memungkinkan untuk mendaki setelah sakit beberapa bulan lalu.

"Acara ritual di rumah tetap dipimpin Mbah Marijan, sedangkan untuk labuhan di Kendit 2 Merapi beliau tidak dapat ikut naik karena kondisinya belum memungkinkan pascaoperasi hernia beberapa waktu lalu," kata putra Mbah Marijan yang menggantikan memimpin labuhan, Asih.

Menurut dia, Prosesi Labuhan Gunung Merapi diawali pada Senin (12/7) pukul 09.00 WIB berupa "srah-srahan ubarampe" secara simbolis dari Kraton Ngayogyakarta oleh utusan Ngarsa Dalem Sri Sultan HB X kepada Camat Cangkringan, kemudian dilanjutkan dengan penyerahan kepada juru kunci Gunung Merapi Ki Surakso Hargo.

Kemudian Senin Pukul 15.00 WIB dilaksanakan Kirab Budaya oleh prajurit Gandungarum dari Kaliadem, Dusun Ngrangkah menuju rumah juru kunci Gunung Merapi Ki Surakso Hargo dan pada malam harinya dilaksanakan kenduri wilujengan di rumah juru kunci dilanjutkan dengan macapatan oleh paguyuban Sekar Cangkring Manunggal.

"Hari ini Selasa (13/7) pukul 06.00 WIB dilakukan acara resmi Labuhan Merapi yang diawali kirab prajurit yang membawa `uba rampe` diiringi keluarga juru kunci, abdi dalem dan utusan Kraton menuju ke Kendit 2 dilanjutkan dengan doa-doa," tuturnya menjelaskan.

Upacara Adat Labuhan Gunung Merapi merupakan rangkaian upacara yang dilaksanakan Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat dalam rangka peringatan "jumenengan Ndalem" (naik tahta) Sri Sultan Hamengkubuwono X yang diselenggarakan setiap tanggal 30 bulan Rejeb penanggalan Jawa.

"Berdasarkan legenda pelaksanaan labuhan Merapi berkaitan erat dengan latar belakang sejarah Kyai Sapu Jagad, Empu Rama, Empu Ramadi, Krincing Wesi, Branjang Kawat, Sapu Angin, Mbah Lembang Sari, Mbah Nyai Gadhung Wikarti dan Kyai Megantoro yang semuanya penguasa di Gunung Merapi," paparnya.(V001/C004)

-

Arsip Blog

Recent Posts